Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunuh Suaminya, Tangisan Aulia Kesuma di Ruang Sidang Dianggap Penuh Kepalsuan

Kompas.com - 11/02/2020, 19:57 WIB
Walda Marison,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar psikologi forensik, Reza Indragiri Amriel menilai tangisan terdakwa kasus pembunuhan suami dan anak angkat, Aulia Kesuma, punya niatan lain dan tidak tulus.

Dia menilai tangisan di ruang sidang itu sebuah kepalsuan untuk menarik simpati dari hakim.

Pendapat itu muncul karena dia menilai tangisannya bukan berasal dari heart (hati) melainkan dari head (kepala).

Baca juga: Aulia Kesuma Menangis di Ruang Sidang, Keluarga Pupung: Air Mata Buaya

Tangisan dari hati merupakan sebuah bentuk penyesalan yang tulus dari seseorang akan hal tertentu.

“Jika tangisan dari head, maka berat ringannya hukuman menjadi persoalan penting. Jelas, dia berharap tangisan akan berbanding terbalik dengan hukuman. Semakin bombay, semoga hukuman semakin ringan,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Selasa (11/2/2020).

Selain itu, faktor latar belakang terdakwa sedikit banyak dapat menentukan tulus atau tidaknya sebuah tangisan dalam persidangan.

“Jika yang menampilkan ekspresi serupa adalah terdakwa 'kelas bawah', kita cenderung percaya akan keotentikan ekspresi emosional tersebut,” kata dia.

“Jika hakim punya pola respon yang sama dengan kita, maka boleh jadi hakim akan tidak bersimpati bahkan sinis terhadap terdakwa ‘kelas atas’ yang memeragakan ekspresi nelangsa di ruang sidang,” tambah dia.

Dia yakin, tipu daya tangis Aulia Kesuma tidak akan bekerja kepada hakim.

“Simak saja putusan nantinya. Adakah hakim mengatakan ‘terdakwa menunjukkan penyesalan’? Dugaan saya tidak akan ada kalimat semacam itu,” tutup Reza.

Sebelumnya, Aulia Kesuma menangis dalam sidang perdananya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (10/2/2020).

Baca juga: Menangis di Ruang Sidang, Aulia Kesuma Mengaku Ingat Suami

Aulia didakwa sebagai dalang pembunuhan suaminya Edi Chandra Purnama alias Pupung Sadili dan anak tirinya M Adi Pradana alias Dana.

Aulia disidang bersama putranya Giovanni Kelvin.

Hakim Yosdi kemudian bertanya alasan Aulia menangis, beberapa saat sebelum sidang dimulai.

"Kenapa menangis? Ingat sama siapa?" tanya hakim Yosdi kepada Aulia Kesuma.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com