BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah akan memulangkan tiga warga negara Indonesia (WNI) asal Bogor, Jawa Barat, yang telah menjalani observasi risiko virus corona (Covid-19) di Natuna, Kepulauan Riau.
Jika tak ada kendala, mereka akan dipulangkan pada Sabtu (15/2/2020) dan tiba di Jakarta pada sore hari.
Kabar kepulangan mereka pun disambut baik oleh pihak keluarga. Salah satu pihak yang menunggu kepulangan itu datang dari keluarga Almer Belmiro Putrawan (18).
Baca juga: Ketua MPR Minta WNI yang Pulang dari Obserbasi di Natuna Tak Dipermasalahkan
Almer adalah mahasiswa asal Kota Bogor, Jawa Barat, yang tengah menjalani kuliahnya di Central China Normal University (CCNU), Wuhan, China.
Ia berkuliah di sana sejak September 2019 dan mengambil jurusan Bisnis Internasional.
Almer merupakan satu dari sekian banyak WNI di Wuhan yang dijemput oleh Pemerintah Indonesia saat wabah virus corona menghantui kawasan tersebut.
Ia kemudian dibawa ke Natuna untuk menjalani observasi corona selama dua pekan.
Kabar keadaan Almer selama menjalani observasi di Natuna diceritakan oleh kakak kandungnya, Tiara Regina Putriawan (19).
Baca juga: Sabtu, 14 Mahasiswa Kaltim Dipulangkan Usai Karantina di Natuna, Pemprov Minta Tak Ada Stigmatisasi
Tiara mengatakan, selama menjalani masa observasi di sana, pihak keluarga selalu berkomunikasi dengan Almer untuk mengetahui kondisinya.
Meski komunikasi dengan orang-orang di sana tidak dibatasi, namun rupanya mereka juga tidak punya banyak waktu untuk melepas kangen dengan keluarga masing-masing via jalur komunikasi.
Namun begitu, kata Tiara, kondisi adiknya dalam keadaan sehat dan baik.
"Ada waktu-waktu tertentu untuk berkomunikasi. Jadi, nggak banyak free time-nya," kata Tiara, saat ditemui di rumahnya di Jalan Abimanyu, Kelurahan Bantarjati, Kecamatan Bogor Utara, Jumat (14/2/2020).
Tiara menuturkan, jalur komunikasi via telepon merupakan satu-satunya hal berharga yang dapat dilakukan pihak keluarga.
Sebab, sambungnya, hanya dengan komunikasi sang ibunda bisa mengetahui kondisi Almer di sana.
"Kami enggak akan tahu apa yang akan terjadi kan. Jadi, di sini berusaha banget buat setiap hari komunikasi. Kalau sama bunda sih setiap hari, video call. Karena enggak cukup suara aja," ungkapnya.