Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dato Sri Tahir: Banjir Era Anies Lebih Cepat Surut Dibanding Gubernur Sebelumnya

Kompas.com - 21/02/2020, 20:08 WIB
Nursita Sari,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Tahir Foundation Dato Sri Tahir mengatakan, banjir di Jakarta pada era pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan lebih cepat surut dibandingkan banjir yang terjadi era gubernur-gubernur sebelumnya.

Hal itu diyakini Tahir setelah mendapat penjelasan dari Anies mengenai penanganan banjir di Jakarta.

"Setelah Bapak Gubernur (Anies) menjelaskan, saya sangat-sangat ter-impress bahwa ternyata masa surutnya banjir itu jauh lebih cepat dari gubernur sebelumnya," ujar Tahir di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Pernyataan tersebut disampaikan Tahir saat memberikan sambutan dalam acara pemberian bantuan gerobak dan stan dagang dari Mayapada Group untuk pelaku UMKM binaan Jakpreneur DKI Jakarta.

Baca juga: Survei Indo Barometer: Mayoritas Publik Nilai Ahok Paling Berhasil Tangani Banjir Jakarta

Pemilik dan Komisaris Utama Mayapada Group itu mulanya bercerita, dia menemui Anies sekitar satu bulan yang lalu untuk menanyakan soal banjir Jakarta.

Dia juga menanyakan bantuan apa yang bisa diberikan Tahir Foundation terkait penanganan banjir Jakarta.

"Bapak Gubernur menjelaskan penanganan soal banjir, dan saya juga agak surprise, agak lain dengan yang dikatakan media sosial bahwa Gubernur Jakarta tidak baik menangani banjir, itu I think it's wrong," kata Tahir.

Baca juga: Sedikitnya 13 Permukiman di Jakarta Timur Terendam Banjir

Tahir tidak menyampaikan penjelasan Anies kepadanya terkait penanganan banjir Jakarta.

Tahir hanya menyatakan bahwa dia sangat mengapresiasi penanganan banjir era pemerintahan Anies.

"Saya bilang (kepada) Pak Gubernur, ini perlu lebih diberitahukan kepada masyarakat, sehingga penanganan banjir Jakarta di bawah Bapak Gubernur, Pak Anies, saya kira tidak kalah dari gubernur-gubernur yang sebelumnya," ucap anggota Wantimpres Jokowi itu.

Adapun banjir sudah beberapa kali merendam Jakarta sejak awal 2020. Terakhir, banjir merendam sejumlah wilayah pada Kamis (20/2/2020) hingga Jumat ini.

Baca juga: Banjir Setinggi 2 Meter, 1.000-an Warga Bidara Cina Mengungsi

Pemprov DKI menyebut banjir terjadi karena curah hujan yang tinggi, cuaca ekstrem, dan luapan kali.

Sementara survei Indo Barometer sebelumnya menunjukan, mayoritas responden menilai Basuki Tjahaja Purnama sebagai gubernur yang paling berhasil menangani masalah banjir di Ibu Kota.

Sebanyak 40 persen responden menilai demikian.

Sementara 25 persen responden lain menilai Joko Widodo yang paling berhasil menangani banjir Jakarta. Adapun Gubernur Anies hanya disebut 4 persen responden.

Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengklaim sudah bekerja maksimal untuk menangani banjir yang kerap terjadi di Jakarta.

Juaini menjawab demikian saat ditanyakan soal hasil survei Indo Barometer.

"Yang jelas kami berusaha sudah kerja semaksimal mungkin, apa yang sudah menjadi tugas SDA, pasti kami akan lanjutkan," ujar Juaini di Balai Kota DKI Jakarta, Senin.

Namun, Juaini enggan berkomentar lebih banyak soal hasil survei tersebut. Dia menyatakan tidak berwenang menanggapi hasil survei itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Anggap Pendaftaran Cagub Independen DKI Formalitas, Dharma Pongrekun: Mustahil Kumpulkan 618.000 Pendukung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com