Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pepen Bilang Tidak Ada Solusi Jangka Pendek Atasi Banjir di Bekasi

Kompas.com - 26/02/2020, 21:36 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi alias Pepen, mengaku belum memiliki solusi jangka pendek untuk mengatasi banjir di wilayah kekuasaannya.

Sebab, menurut dia, banjir di Bekasi yang terjadi belakangan ini disebabkan curah hujan yang tinggi.

Hal itu diungkapkan Pepen saat ia ditanya mengenai solusi jangka pendek yang harus dimiliki Pemkot Bekasi guna mengatasi banjir.

Baca juga: Pepen: Normalisasi Kali Bekasi Tidak seperti Makan Cabai Langsung Pedas

“Tidak ada solusi jangka pendek, karena itu alam (penyebab banjir),” ujar Pepen, di Pemkot Bekasi, Rabu (26/2/2020).

Sementara untuk solusi jangka pangjang, menurut dia, Presiden Joko Widodo sudah melakukan penanaman 40 juta pohon di Bogor sebagai resapan air.

Meski demikian, solusi itu tidak bisa instan mengatasi banjir. Bahkan, kata Pepen, butuh waktu puluhan tahun mengatasi banjir dengan cara penanaman pohon.

“Solusi jangka lamanya presiden sudah tanam 40 juta pohon di hulu-hulu, di Bogor. Kamu umur berapa sekarang? 23 tahun, mungkin 40 tahun itu baru menangkap air,” ucap dia kepada wartawan.

Meski demikian, Pepen mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan beberapa solusi untuk atasi banjir di Bekasi.

Baca juga: Solusi Atasi Banjir di Bekasi, Kolam Retensi hingga Normalisasi Kali Jadi Pilihan

Mulai dari memperbanyak kolam retensi hingga polder di Kota bekasi.

“Yang harus dilakukan (solusi banjir) secara makro ini pertama mendesain master plan drainase. Yang kedua adalah teknisnya bagaimana memeperbanyak embung kolam, tandon, polder, untuk menjadi tangkapan air, ujar Pepen.

Hal itu dilakukannya lantaran melihat saat ini kolam retensi hingga polder di Kota Bekasi semakin sedikit lantaran banyaknya perumahan baru yang terus bertambah yang dibangun.

Sehingga tampungan air hujan tersebut tidak dapat ditampung dengan baik dan mengakibatkan air itu meluap.

Selain memperbanyak polder hingga kolam retensi, pihaknya juga tengah bekerja sama dengan BWSCC untuk menormalisasi kali Bekasi.

Adapun sebelumnya Kementerian PUPR telah menganggarkan Rp 4,3 triliun untuk melakukan pengerukan atau normalisasi.

"Pak Menteri PUPR bilang mau ada revitalisasi selama 3 tahun anggaran sebesar Rp 4,3 triliun. Tapi kan mulai di kerjakan bulan September 2020," ucap dia.

Pepen berharap dengan solusi yang dibentuk itu bisa menyelesaikan banjir di kawasan Bekasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Tak Ada yang Janggal dari Berubahnya Pelat Mobil Dinas Polda Jabar Jadi Pelat Putih...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai 'Diviralkan' Pemilik Warteg

[POPULER JABODETABEK] Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ | Apesnya Si Kribo Usai "Diviralkan" Pemilik Warteg

Megapolitan
Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Cara Naik Bus City Tour Transjakarta dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Diperiksa Polisi, Ketum PITI Serahkan Video Dugaan Penistaan Agama oleh Pendeta Gilbert

Megapolitan
Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Minta Diskusi Baik-baik, Ketua RW di Kalideres Harap SK Pemecatannya Dibatalkan

Megapolitan
Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com