Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Protes Seniman terhadap Revitalisasi TIM, Dianggap Komersial hingga Hilangkan Esensinya

Kompas.com - 29/02/2020, 11:27 WIB
Audia Natasha Putri,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah seniman mengaku kecewa dengan adanya kebijakan revitalisasi Taman Ismail Marzuki (TIM) yang dinilai bersifat komersial dan merugikan para seniman.

Apalagi, konsep tersebut tidak pernah didiskusikan dengan para seniman.

"Kebijakan revitalisasi TIM saat ini termasuk cacat prosedural karena tidak pernah dibicarakan dengan seniman sebelumnya," ujar Exan Zen, salah satu seniman yang ditemui Kompas.com pada Jumat (28/2/2020) sore di depan Taman Ismail Marzuki.

Exan menjelaskan, sebenarnya ia tak mempermasalahkan revitalisasi TIM. Namun, dia menolak salah satu bagian revitalisasi TIM yang membangun hotel bintang lima setinggi tujuh lantai karena dianggap komersialisme.

Baca juga: Proyek Revitalisasi TIM Dibawa ke Senayan, Anies Klaim Tak Cari Untung hingga Dimoratorium

"Desain awal revitalisasi TIM itu mengikuti desain Anggra Martin, pemenang sayembara TIM tahun 2007. Sedangkan desain yang sekarang dirombak total dengan adanya pembangunan hotel bintang lima. Berarti kan esensi dari TIM itu sudah hilang," ujar Exan.

Exan menambahkan, selain bersifat komersial, kebijakan revitalisasi TIM tidak konsisten karena kebijakan yang berubah-ubah.

"Pertama, dibilang mau dibuat hotel bintang lima, terus sekarang ingin dibuat wisma seni, tetapi dengan fasilitas bintang empat. Lalu, Gubernur DKI ngomong Gedung Graha Bakti Budaya (GBB) sedang diperbaiki, kenyataannya malah sudah rata dengan tanah. Jadi, apa yang diucapkan ya tidak sesuai," ujar Exan.

Dengan dihancurkannya Gedung Graha Bhakti Budaya (GBB), dia menilai ini sudah melanggar peraturan karena GBB merupakan cagar budaya yang harus dilindungi.

Baca juga: Sanggah Anies, Ketua DPRD DKI Sebut Bohong jika Revitalisasi TIM Tak Ada Keuntungan

Kebijakan revitalisasi ini sangat berpengaruh terhadap aktivitas para seniman.

Budi Karmanzo, salah satu pelukis, berkata bahwa ia tak mempermasalahkan revitalisasi TIM, tetapi sebaiknya ada konfirmasi mengenai proyek revitalisasi ini kepada para seniman agar mengetahui kebijakan revitalisasi.

"Kan revitalisasi TIM ini tiba-tiba aja, kami (seniman) tidak diberitahu sebelumnya,” ujar Budi.

Budi berujar, revitalisasi TIM ini tidak melibatkan para seniman dan Pemprov DKI tidak membicarakan sebelumnya.

Ia menilai bahwa kebijakan revitalisasi ini sudah merusak rumah seniman. Budi khawatir dengan adanya kebijakan revitalisasi ini, nantinya rumah bagi para seniman untuk berekspresi akan habis.

Baca juga: Rapat di DPR Bahas Revitalisasi TIM, Gubernur Anies: Bukan untuk Cari Keuntungan

"Yang di Kuningan sudah habis, GOR Sumantri sudah jadi plaza festival. Taman Ismail Marzuki nanti dibangun hotel. Nanti kan lama-lama rumah kebudayaan seni habis kalau kayak begini,” ujar Budi.

Dengan adanya kebijakan revitalisasi ini, para seniman tidak bisa pentas karena Gedung Graha Bhakti sudah tidak ada. Sampai saat ini, Pemprov DKI belum menyediakan tempat alternatif bagi para seniman untuk berkarya.

“Belum ada. Makanya, sekarang kami pentas di Gedung Kesenian Jakarta untuk sementara dan kita harus bayar kalau di sana,” kata Budi.

“Tempat kita benar-benar diapresiasi itu hanya di TIM saja. Kalau TIM dihancurkan, kita mau diapresiasi di mana lagi? Tidak ada lagi tempat untuk kita untuk berekspresi lagi,” tambah Budi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com