Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Asyik Edward Suhadi Ajak Masyarakat Cegah Penyebaran Covid-19 Lewat Video Singkat

Kompas.com - 29/03/2020, 13:32 WIB
Cynthia Lova,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Hari demi hari jumlah kasus Covid-19 atau virus corona di Indonesia semakin meningkat pesat dari awalnya hanya mengenai dua orang di Indonesia.

Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah terus menerus mendorong masyarakat menerapkan physical distancing (jaga jarak fisik) demi mengerem laju penyebaran virus corona.

Alhasil, kebijakan belajar, beribadah, dan bekerja dari rumah pun ditempuh demi memutus rantai penyebaran itu.

Baca juga: Terapkan Physical Distancing, Bus di Terminal Tanjung Priok Hanya Boleh Diisi Setengahnya

Penerapan phyisical distancing ini rupanya tidak semua bisa menerapkan.

Banyak masyarakat yang masih sering ke luar rumah, baik untuk bekerja maupun yang "bandel" tetap nongkrong dan jalan-jalan.

Tidak hanya pemerintah, sejumlah masyarakat pun ikut mengkampanyekan hashtag #diRumahAja melalui akun media sosialnya masing-masing.

Seperti salah satunya yang dilakukan Creative Director, Edward Suhadi.

Di akun media sosialnya, baik itu Instagram maupun Twitter, dia menyerukan agar masyarakat tetap tinggal di rumah sementara hingga wabah virus corona ini terselesaikan.

Laki-laki berusia 41 tahun ini membuat video yang isinya penjelasan bagaimana cara memutus rantai penularan wabah virus corona.

Video yang dibuatnya itu pun viral di media sosial dan banyak diposting influencer dan public figure di media sosialnya.

Di dalam video itu, ia menggambarkan virus corona dengan kurva yang melengkung tinggi.

Dijelaskan pula, kalau ingin melandaikan kurva itu, caranya  dengan phyisical distantcing agar tidak ada lagi penyebaran virus corona.

Sehingga tenaga medis hanya perlu menyembuhkan mereka yang saat ini masih terinfeksi virus tersebut.

Kumpulkan berbagai referensi

Edward mengaku mendapatkan data-data untuk membuat video itu dari kumpulan artikel-artikel luar negeri, seperti Washington Post, maupun laporan-laporan dari dokter-dokter China yang kala itu menangani virus corona.

“Aku dapatkan dari artikel-artikel di Twitter yang reportable yang pasti, terus aku juga kumpulin dari Washington Post, dan ada beberapa dari dokter-dokter di China yang nangani kasus itu,” kata Edward.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Alasan Warga Tak Amuk Jambret Ponsel di Jaksel, Ternyata “Akamsi”

Megapolitan
Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Korban Jambret di Jaksel Cabut Laporan, Pelaku Dikembalikan ke Keluarga untuk Dibina

Megapolitan
Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Penjambret di Jaksel Ditangkap Warga Saat Terjebak Macet

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Pencuri Motor di Bekasi Lepas Tembakan 3 Kali ke Udara, Polisi Pastikan Tidak Ada Korban

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, Polisi Imbau Penonton Waspadai Copet dan Tiket Palsu

Megapolitan
Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Pencuri Motor di Bekasi Bawa Pistol, Lepaskan Tembakan 3 Kali

Megapolitan
Teror Begal Bermodus 'Debt Collector', Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Teror Begal Bermodus "Debt Collector", Nyawa Pria di Kali Sodong Melayang dan Motornya Hilang

Megapolitan
Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Jakpro Buka Kelas Seni dan Budaya Lewat Acara “Tim Art Fest” Mulai 30 Mei

Megapolitan
Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Amankan 2 Konser K-Pop di GBK, Polisi Terjunkan 865 Personel

Megapolitan
Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Ada Konser NCT Dream dan Kyuhyun, MRT Jakarta Beroperasi hingga Pukul 01.00 WIB

Megapolitan
Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Pastikan Masih Usut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel, Polisi: Ada Unsur Pidana

Megapolitan
Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Polisi Sebut Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Mandek 2 Tahun karena Kondisi Korban Belum Stabil

Megapolitan
Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Kasus di Polisi Mandek, Keluarga Korban Pemerkosaan di Tangsel Dituduh Damai dengan Pelaku

Megapolitan
Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Minta Pemerkosa Anaknya Cepat Ditangkap, Ibu Korban: Pengin Cepat Selesai...

Megapolitan
Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Remaja Diperkosa Staf Kelurahan, Pelaku Belum Ditangkap 2 Tahun Usai Kejadian

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com