Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PMI Kota Bekasi Pesimistis Dapat Jemput Bola Donor Darah

Kompas.com - 03/04/2020, 20:22 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bekasi mengaku pesimistis dapat mencari penderma darah (donor darah) dengan strategi jemput bola.

Anggota Bagian Perekrutan Pelayanan Donor Darah Sukarela (P2D2S) Kota Bekasi Liza Nodya Chintadin mengatakan, mereka pesimistis lantaran banyaknya perlengkapan yang harus dibawa ketika jemput bola.

“Kurang efektif untuk kami (jemput bola) karena perlengkapan yang kami bawa saat mencari donor darah itu banyak banget,” ujar Liza saat dihubungi, Jumat (3/4/2020).

Baca juga: Banyak Warga Takut Donor Darah, Stok Darah PMI Palembang Mulai Menipis

Apalagi, lanjut Liza, darah yang diterima dari penderma hanya dapat bertahan lima jam. Karena itulah PMI Kota Bekasi menilai kegiatan donasi darah dengan cara jemput bola kurang efektif dan memakan waktu lama.

Mereka khawatir kondisi darah yang dikumpulkan akan tidak sesuai lagi fungsinya karena terlalu lama di perjalanan menuju tempat penyimpanan khusus di kantor PMI Kota Bekasi.

“Masa waktu darah itu hanya bertahan 5 jam, jadi kurang afektif untuk kami ambil door to door, belum tentu terseleksi hanya satu kantong butuh 1 jam untuk pengambilan darah,” kata Liza.

Stok darah di PMI Kota Bekasi saat ini telah habis. Liza berharap penderma darah tetap datang ke kantornya.

Baca juga: Stok Menipis, PMI Kota Tangerang Antar Jemput Donor Darah

Ia memastikan Kantor PMI Kota Bekasi steril dari virus corona lantaran rutin disemprotkan disinfektan dan ada alat pengecekan kesehatan bagi mereka yang datang ke kantor PMI.

“Yang pasti kami selalu rutin disinfektan ya, semua yang di kantor PMI melalui pemeriksaan kesehatan ketat. Sehingga dipastikan orang-orang yang ada di dalamnya pun keadaannya sehat,” ucap Liza.

Liza mengimbau agar masyarakat tetap donasi darah rutin. Sebab, dengan donasi darah, masyarakat bisa menguatkan imunitas tubuh.

“Saya berharap ada yang donor, saya tidak menghalangi keluar rumah, tetap di dalam rumah lebih aman. Tapi kita harus jaga kesehatan kita sendiri karena corona datang dari tubuh yang kita kurang fit jadi mudah tertular. Namun, ketika kita mendonor di situ kekebalan tubuh kita akan semakin kuat,” tutur dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com