Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Tempat Diliburkan, Jumlah Sampah Jakarta Diklaim Turun 620 Ton Per Hari

Kompas.com - 09/04/2020, 09:37 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sampah warga Jakarta diklaim mengalami penurunan setiap harinya selama penerapan work from home atau bekerja dari rumah guna menghindari penularan Covid-19 akibat virus corona tipe 2 (SARS-CoV-2).

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Andono Warih mengatakan, tonase sampah dari Jakarta menuju Bantargebang menurun dengan rata-rata 620 ton per hari.

Penurunan tersebut, lanjut dia, terjadi selama 16-31 Maret 2020 setelah adanya penerapan bekerja dari rumah yang menyebabkan berkurangnya mobilitas masyarakat di Jakarta.

Baca juga: Sampah Masker dan APD Meningkat, Petugas Kebersihan dan Pemulung Rentan Terkena Corona

"Penurunan aktivitas masyarakat berdampak juga terhadap berkurangnya timbulan sampah. Kebijakan bekerja, belajar, dan beribadah dari rumah membuat sampah berkurang," ujar Andono melalui keterangan tertulis, Kamis (9/4/2020).

Menurut dia, penurunan berat sampah yang paling terlihat berasal dari sumber komersial seperti hotel, pusat perbelanjaan, restoran dan perkantoran serta tempat wisata.

Pasalnya, banyak dari tempat-tempat tersebut yang mengurangi operasinya di tengah pandemi Covid-19.

Baca juga: Pandemi Covid-19, Limbah Masker dari Sampah Rumah Tangga di Jakarta Meningkat

Andono menambah, pihaknya mengimbau masyarakat untuk lebih giat mengurangi sampah di rumahnya. Mengingat saat ini sebagian besar warga beraktivitas dari rumah.

Hal itu dapat dilakukan dengan cara memisahkankan sampah organik dan anorganik yang dapat di daur ulang. Barang bekas seperti botol, kaleng dan kardus, kata Andono, bisa sementara waktu disimpan di rumah masing-masing.

"Ketika wabah Covid-19 mereda dan situasi sudah relatif aman, maka dapat ditabung di bank sampah terdekat," ucap Andono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Pasien DBD di RSUD Tamansari Terus Meningkat sejak Awal 2024, April Capai 57 Orang

Megapolitan
Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Video Viral Keributan di Stasiun Manggarai, Diduga Suporter Sepak Bola

Megapolitan
Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Terbakarnya Mobil di Tol Japek Imbas Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Berebut Lahan Parkir, Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus

Megapolitan
DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com