JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menyebut tawuran antar pemuda masih kerap terjadi wilayah Jakarta selama penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akibat pandemi Covid-19.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan, para pemuda biasanya memprovokasi aksi tawuran melalui media sosial.
"Tawuran modusnya seperti apa itu sudah kita bisa pahami. Berdasarkan hasil patroli kita, mereka bentuknya seperti mengajak melalui media sosial," kata Yusri kepada wartawan, Minggu (26/4/2020).
Baca juga: Ingin Tawuran, 12 Pemuda di Jagakarsa Ditangkap Polisi
Diketahui, selama sepekan terakhir, telah terjadi dua aksi tawuran di kawasan Manggarai, di wilayah perbatasan Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan. Aksi tawuran terakhir terjadi pada Selasa (21/4/2020).
Kejadian tersebut merupakan tawuran kedua di lokasi tersebut dalam kurun waktu empat hari.
Tawuran antarwarga sebelumnya terjadi Sabtu (18/4/2020) lalu. Kala itu tawuran bermula dari aksi saling ejek di media sosial.
Tak hanya tawuran, jenis kriminalitas yang dilaporkan sering terjadi selama pandemi Covid-19 adalah penyebaran berita bohong dan perampokan atau pencurian dengan pemberatan (curat) di minimarket.
Selama bulan April 2020, Polda Metro Jaya telah mengungkap 18 kasus penyebaran berita bohong dari 48 kasus yang diselidiki.
Oleh karena itu, Polda Metro Jaya telah membentuk tim satgas begal dan preman. Tim tersebut melakukan giat patroli di wilayah-wilayah rawan kejahatan yang telah dipetakan sebelumnya.
Baca juga: Ketahuan Mau Tawuran Sarung Jelang Sahur, 13 Remaja di Bekasi Ditangkap Polisi
"Dari hasil pemetaan itu, kemudian dari tim-tim satgas inilah yang bergerak melakukan penjagaan dan pengawasan, penjagaan ketat, patroli yang ditingkatkan di tempat-tempat yang rawan," ungkap Yusri.
Yusri menegaskan polisi tak segan menindak tegas para pelaku yang berani melawan polisi atau melukai warga saat melakukan aksi perampokan atau begal.
"Tiap pelaku-pelaku akan kami tindak tegas dan terukur, bagaimanapun kalau membahayakan petugas dan masyarakat," ujar Yusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.