Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wakil Wali Kota Bekasi: Sebelum Damai dengan Covid-19, Dikejar Dulu Target Tes PCR 10.000 Per Hari

Kompas.com - 12/05/2020, 10:13 WIB
Cynthia Lova,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto memberi tanggapan terhadap pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk bisa ‘berdamai’ dengan wabah Covid-19 selama vaksin penyakit tersebut belum ditemukan.

Menurut Tri, sebelum beradaptasi dengan Covid-19, target Jokowi untuk melakukan 10.000 tes spesimen per hari dengan metode polymerase chain reaction (PCR) harus dikejar terlebih dahulu.

“Kalau menurut saya sebelum kita boleh beradaptasi dengan Covid, yang 10.000 per hari itu yang harusnya dikejar dulu. Kan Pak Jokowi juga punya target bahwa PCR itu harus 10.000 per hari itu sampel (diperiksa),” ujar Tri saat dihubungi, Senin (11/5/2020).

Baca juga: Merasa Hanya Tifus, Kakek di Tambora yang Positif Covid-19 Sempat Tolak Dibawa ke RS

Tri menggambarkan negara Korea yang berhasil mencegah meluasnya Covid-19 tanpa melakukan lockdown.

Kuncinya, Korea gencar lakukan tes Covid-19 secara massif ke warganya.

Jika semakin banyak orang yang menjalani tes, maka semakin banyak pula orang yang mengetahui apakah dirinya pembawa Covid-19 atau tidak.

“Misalnya mengetahui kalau dirinya positif Covid-19, dia akan sendirinya lakukan isolasi. Sehingga makin banyak orang yang sendirinya lakukan isolasi,” kata dia.

Tanpa tes Covid-19 secara massif, dikhawatirkan orang tanpa gejala (OTG) tetap beraktivitas seperti biasa. Mereka bisa menularkan Covid-19 ke orang lain.

Baca juga: Pemprov DKI Imbau BUMD Hapus atau Pangkas THR untuk Direksi hingga Karyawan

Oleh karena itu, saat ini Pemkot Bekasi gencar lakukan pemeriksaan Covid-19 di fasilitas-fasilitas umum hingga ke Kelurahan untuk deteksi Covid-19.

“Kenapa banyak yang sembuh sekarang karena makin kesini orang yang batuk-batuk dikit langsung swab. Kalau si ini positif, saya harus periksa atau minimal saya jadi ODP dan isolasi mandiri," ucapnya.

"Virus ini sepanjang cepat diketahui pasti aman. Yang bahaya OTG ini, tanpa ada gejala tiba-tiba meninggal. Maka perlu pemeriksaan masif,” tambah Tri.

Dengan makin banyak pemeriksaan, menurut dia, tanpa disadari masyarakat lambat laun dapat berdaptasi dengan Covid-19 asalkan protokol kesehatannya tetap dijalankan,

Misalnya, semua masyarakat yang keluar rumah tetap mengenakan masker.

Kemudian, ketika aktivitas belajar mengajar kembali di sekolah nantinya, maka harus diatur jarak duduk dan kapasitas dalam kelas.

Baca juga: Jokowi Sebut Hidup Berdamai dengan Covid-19, Apa Maksudnya?

Selain itu, restoran atau warung makan ketika beroperasi kembali mengatur tempat duduk dengan menerapkan physical distanting.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com