Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Staf Eselon 3 dan 4 Pemkot Depok Dikerahkan untuk Awasi Pergerakan Warga

Kompas.com - 14/05/2020, 17:53 WIB
Vitorio Mantalean,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, memutuskan akan mengerahkan lebih banyak stafnya untuk mengawasi pergerakan warga selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) .

Keputusan itu diambil karena kerumunan warga kian banyak dijumpai di beberapa tempat. Padahal, tujuan PSBB adalah untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang disebabkan virus corona baru (SARS-CoV-2)

Idris mengatakan, staf yang akan dikerahkan untuk mengawasi pergerakan warga di tingkat kecamatan ialah kepala organisasi perangkat daerah (OPD), seperti kepala dinas serta staf eselon 3 dan 4 yang mulanya bekerja dari rumah. Mereka akan diminta untuk mendampingi aparat kelurahan.

Baca juga: Khawatir Nasib Tenaga Medis, Wali Kota Depok Tak Ingin Gegabah Longgarkan PSBB

"Kami ingin menyelesaikan kerumunan masyarakat yang masih ada di beberapa tempat. Penyelesaian harus dari hulu," ujar Idris kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).

"Semua kepala OPD menjadi pengawas pendampingan pak camat. Eselon 3 dan 4 menjadi pendamping pak lurah. Semua kami pekerjakan, yang tadinya work from home. Kami dapat gaji semuanya, maka kami harus kerja semuanya," kata dia.

Menurut Idris, dari evaluasi PSBB tahap I dan II, pihaknya menerima banyak keluhan dari RW di Depok soal sulitnya menggiring warga agar tetap di rumah dan mengurangi pergerakan mereka di luar rumah.

Umumnya, warga keluar dengan argumen yang sulit dibantah, yakni membeli makan untuk bekal sahur atau berbuka puasa.

Idris menyatakan akan membuat terobosan agar pasokan logistik warga untuk sahur dan berbuka puasa tetap tersedia tanpa mereka harus sering keluar rumah. Namun, terobosan itu akan tergangung pada inovasi para kepala OPD.

Baca juga: Belum Kunjung Swab PCR Massal, Depok Akan Rapid Test 5.000 Orang

"Itu nanti ada tim logistik. Saya sudah arahkan. Nanti tergantung kreativitas dari kepala-kepala OPD bikin dapur umum," ungkap dia.

"Teknisnya bisa berinovasi, misalnya si ibu ini masak sekian kilogram daging. Yang jelas logistik harus dipenuhi," ujar Idris.

PSBB di Depok telah diperpanjang dan memasuki tahap ketiga sejak Rabu kemarin. Perpanjangan akan berlangsung hingga 26 Mei ini.

Setelah sebulan berlaku, PSBB belum sanggup meredakan laju penularan Covid-19.

Data terbaru hingga Rabu kemarin, Depok telah mencatat total 365 pasien positif Covid-19. Dari jumlah itu, 66 orang di antaranya telah sembuh dan 21 lainnya meninggal dunia.

Angka kematian tersebut belum menghitung jumlah kematian suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah mencapai 65 korban sejak medio Maret 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com