DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok, Mohammad Idris, memutuskan akan mengerahkan lebih banyak stafnya untuk mengawasi pergerakan warga selama pembatasan sosial berskala besar (PSBB) .
Keputusan itu diambil karena kerumunan warga kian banyak dijumpai di beberapa tempat. Padahal, tujuan PSBB adalah untuk memutus rantai penularan Covid-19 yang disebabkan virus corona baru (SARS-CoV-2)
Idris mengatakan, staf yang akan dikerahkan untuk mengawasi pergerakan warga di tingkat kecamatan ialah kepala organisasi perangkat daerah (OPD), seperti kepala dinas serta staf eselon 3 dan 4 yang mulanya bekerja dari rumah. Mereka akan diminta untuk mendampingi aparat kelurahan.
Baca juga: Khawatir Nasib Tenaga Medis, Wali Kota Depok Tak Ingin Gegabah Longgarkan PSBB
"Kami ingin menyelesaikan kerumunan masyarakat yang masih ada di beberapa tempat. Penyelesaian harus dari hulu," ujar Idris kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).
"Semua kepala OPD menjadi pengawas pendampingan pak camat. Eselon 3 dan 4 menjadi pendamping pak lurah. Semua kami pekerjakan, yang tadinya work from home. Kami dapat gaji semuanya, maka kami harus kerja semuanya," kata dia.
Menurut Idris, dari evaluasi PSBB tahap I dan II, pihaknya menerima banyak keluhan dari RW di Depok soal sulitnya menggiring warga agar tetap di rumah dan mengurangi pergerakan mereka di luar rumah.
Umumnya, warga keluar dengan argumen yang sulit dibantah, yakni membeli makan untuk bekal sahur atau berbuka puasa.
Idris menyatakan akan membuat terobosan agar pasokan logistik warga untuk sahur dan berbuka puasa tetap tersedia tanpa mereka harus sering keluar rumah. Namun, terobosan itu akan tergangung pada inovasi para kepala OPD.
Baca juga: Belum Kunjung Swab PCR Massal, Depok Akan Rapid Test 5.000 Orang
"Itu nanti ada tim logistik. Saya sudah arahkan. Nanti tergantung kreativitas dari kepala-kepala OPD bikin dapur umum," ungkap dia.
"Teknisnya bisa berinovasi, misalnya si ibu ini masak sekian kilogram daging. Yang jelas logistik harus dipenuhi," ujar Idris.
PSBB di Depok telah diperpanjang dan memasuki tahap ketiga sejak Rabu kemarin. Perpanjangan akan berlangsung hingga 26 Mei ini.
Setelah sebulan berlaku, PSBB belum sanggup meredakan laju penularan Covid-19.
Data terbaru hingga Rabu kemarin, Depok telah mencatat total 365 pasien positif Covid-19. Dari jumlah itu, 66 orang di antaranya telah sembuh dan 21 lainnya meninggal dunia.
Angka kematian tersebut belum menghitung jumlah kematian suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah mencapai 65 korban sejak medio Maret 2020.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.