Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Khawatir Nasib Tenaga Medis, Wali Kota Depok Tak Ingin Gegabah Longgarkan PSBB

Kompas.com - 14/05/2020, 16:35 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku tak ingin gegabah menyampaikan perkiraan kapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) akan berakhir.

Sebab, nasib para tenaga medis dipertaruhkan jika pelonggaran PSBB dibuat tanpa perhitungan cermat.

"Kalau pencegahan kita lengah, kasihan garda yang terdepan itu (tenaga medis). Kasihan nanti ada lagi pasien-pasien baru, enggak selesai-selesai," ujar Idris kepada wartawan, Kamis (14/5/2020).

Ia khawatir dengan nasib para tenaga medis sebagai garda terdepan penanggulangan Covid-19 seandainya jumlah pasien Covid-19 kembali melonjak gara-gara PSBB dilonggarkan.

Baca juga: Selain Pengendara, Pemilik Rumah Makan Dominasi Pelanggaran Selama PSBB Depok

Apalagi, di sejumlah negara ada kecenderungan kasus Covid-19 kembali naik ketika pemerintahnya memuturkan melonggarkan karantina wilayah.

Oleh karena itu, dia beranggapan keputusan untuk melonggarkan PSBB tidak bisa dilakukan berdasarkan perkiraan semata.

"(Kalau ditanya) prediksi, kami harap-harap cemas. Susah," kata dia.

"Susah. Saya bukan pakar sejarah Covid-19 atau pakar kesehatan. Kita hadapi saja, kita selesaikan," tambah dia.

Sebelumnya, epidemiolog Iqbal Elyazar juga meminta pemerintah berhati-hati jika ingin melonggarkan PSBB.

Kurva epidemiologis di tiap daerah harus menjadi acuan global jika pemerintah ingin memprediksi puncak wabah sebagai bahan pengambilan kebijakan.

Baca juga: Rusak Tanda Peringatan karena Buka saat PSBB, Pemilik Toko Sepeda di Depok Dipolisikan

Namun, kurva tersebut hingga kini belum dimiliki oleh pemerintah pusat.

“Teman-teman di bidang pemodelan sangat perlu informasi ini untuk menghitung dan memperkirakan puncak pandemi, jumlah kematian, jumlah kebutuhan ventilator, hingga jumlah tempat tidur (rumah sakit), dan dokter,” ungkap Iqbal dalam seminar virtual, Selasa (13/5/2020).

Di tempat lain, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan juga mengaku tak setuju dengan pernyataan pemerintah pusat bahwa Indonesia telah melewati fase kritis Covid-19.

Butuh beberapa pekan mendatang, lanjut dia, untuk menyimpulkan apakah tren penularan kasus sudah melandai atau masih terus menanjak.

Sebagai informasi, PSBB Depok kembali diperpanjang memasuki tahap ketiga sejak Rabu (13/5/2020) hingga Selasa (26/5/2020).

Baca juga: Aturan Sanksi Sudah Lengkap, Wali Kota Depok Janji Tindak Seluruh Pelanggar PSBB

Sebulan PSBB terbukti belum sanggup meredakan laju penularan Covid-19.

Data terbaru per Rabu (13/5/2020), Depok telah mencatat total 365 pasien positif Covid-19, 66 di antaranya dinyatakan sembuh dan 21 lainnya meninggal dunia.

Angka kematian tersebut belum menghitung jumlah kematian suspect/pasien dalam pengawasan (PDP) yang sudah mencapai 65 korban sejak medio Maret 2020.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com