BEKASI, KOMPAS.com - Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 02 Bekasi melakukan simulasi belajar tatap muka mulai Senin (3/8/2020).
SMPN 02 Bekasi adalah salah satu sekolah role model atau percontohan pembelajaran tatap muka di Kota Bekasi.
Hari ini, siswa kelas VII hingga kelas IX belajar di sekolah.
Kepala Sekolah SMPN 02 Bekasi, Samsu mengatakan, belajar tatap muka di sekolah dilakukan bergantian setiap harinya. Satu kelas ada 18 orang belajar tatap muka.
“Ada tiga kelas yang diizinkan belajar tatap muka. Kelas VII ada 18 orang, kelas VIII ada 18 orang, dan kelas IX ada 18 orang. Jadi siswa yang belajar setiap harinya berubah,” ucap Samsu di Bekasi, Senin (3/8/2020).
Baca juga: Sekolah di Bekasi Mulai Belajar Mengajar Tatap Muka, Murid Harus Diizinkan Orangtua
Samsu mengatakan, siswa yang belajar di sekolah harus mendapat izin orangtua. Setiap murid wajib membawa surat persetujuan orangtua yang telah ditandatangani dan dibubuhkan materai.
Ia mengatakan, ada sebagian murid yang tidak kebagian untuk belajar tatap muka dalam sebulan masa simulasi.
Simulasi tatap muka di SMPN 02 Bekasi digelar mulai 3 Agustus hingga 28 Agustus.
“Karena durasi kita tanggal 3 sampai tanggal 28 Agustus. Maka ada kemungkinan siswa ikut sekali. Kan sehari 18 orang, kita sudah menyusun siapa saja kelas-kelas yang masuk hari ini,” kata Samsu.
Baca juga: Hanya 20 Persen Orangtua Setuju KBM Tatap Muka, Wali Kota Bekasi: Gurunya Kurang Meyakinkan
Sementara, bagi siswa-siswi yang tidak kebagian belajar tatap muka, maka harus belajar dengan metode jarak jauh dengan dalam jaringan (daring).
Samsu mengatakan, ada jadwal pembelajaran siswa baik itu melalui daring maupun tatap muka.
“Seperti biasa daring (kalau yang tidak tatap muka). Ada guru yang belajar secara daring juga,” tutur dia.
Ada empat sekolah yang jadi role model, yaitu Sekolah Victory Plus, Al-Azhar, SDN Pekayon 06 dan SMPN 02 Kota Bekasi.
Sebagai informasi, Pemkot Bekasi memperbolehkan aktivitas tatap muka di sekolah kembali berlangsung dengan alasan angka penularan Covid-19 di Kota Bekasi sudah di bawah satu.
Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi sebelumnya mengatakan, mengizinkan sekolah melakukan KBM adalah keputusan yang tepat pada masa pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) atau adaptasi tatanan hidup baru.
Baca juga: Hanya 20 Persen Orangtua Setuju KBM Tatap Muka, Wali Kota Bekasi: Gurunya Kurang Meyakinkan