Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Pedagang Positif Covid-19, Pujasera Blok S Ditutup hingga Sabtu

Kompas.com - 13/08/2020, 10:13 WIB
Sandro Gatra

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Pusat jajanan serba ada (Pujasera) Blok S, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ditutup sementara setelah penemuan sejumlah pedagang positif Covid-19 dari hasil uji usap pada akhir Juli 2020 lalu.

Camat Kebayoran Baru Tommy Fudhihartono mengatakan, Pujasera Blok S ditutup sementara selama tiga hari terhitung mulai tanggal 13 sampai dengan 15 Agustus 2020.

"Kebijakan ini mengacu kepada Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 51 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) masa transisi menuju masyarakat sehat, aman dan produktif," kata Tommy di Jakarta, Rabu (12/8/2020), seperti dikutip Antara.

Baca juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Masih Tinggi, Pemprov DKI Belum Akan Buka Tempat Hiburan

Sebelum penutupan Pujasera Blok S dilakukan, Muspika Kebayoran Baru terlebih dahulu berkoodinasi dengan Suku Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (PPKUKM) yang mewadahi Pujasera.

Selain itu, pihak kecamatan juga melakukan rembuk dengan melibatkan Sudin PPKUKM, lurah, pengurus RT/RW, perwakilan pedagang, dan pengurus wilayah lainnya, seperti Lembaga Musyawarah Kelurahan (LMK) dan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat (FKDM).

Dalam rambuk tersebut disampaikan bahwa langkah penutupan harus dilakukan setelah hasil uji usap kepada pedagang telah keluar pada tanggal 29 Juli 2020.

"Hasil uji usap ditemukan kasus positif Covid-19 pada empat orang pedagang di Pujasera Blok S, Kelurahan Rawa Barat," ujar Tommy.

Baca juga: Covid-19 di Mata Wagub DKI, Dinilai Tidak Parah hingga Bantah Ada Zona Hitam di Jakarta

Menurut Tommy, saat ini pedagang yang dinyatakan positif Covid-19 sudah menjalani perawatan di RS Duren Sawit, Jakarta Timur.

"Ada satu orang pedagang sudah dipulangkan karena berdasarkan hasil uji usap terakhir dinyatakan negatif," katanya.

Tommy mengharapkan, penutupan Pujasera Blok S selama tiga hari dapat memutus mata rantai penularan Covid-19 di wilayah tersebut.

Sehingga pada saat dibuka kembali tanggal 17 Agustus 2020, pembeli dan pedagang bisa beraktivitas dengan aman.

Sementara itu, Lurah Rawa Barat Dedi Rohedi mengatakan, selama penutupan, petugas kelurahan dan PMI akan melakukan sterilisasi serta penyemprotan disinfektan.

"Semua Loksem (lokasi sementara) dan area sekitar Pujasera Bloks S disterilisasi dan dilakukan penyemprotan," kata Dedi.

Baca juga: Kisah Pilot Jadi Pedagang Mi Ayam Bertahan di Tengah Pandemi Covid-19

Selama penutupan, lanjut Dedi, pihaknya mengajak para pedagang untuk disiplin menerapkan 3M, yakni memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak fisik.

Kepala Seksi KUKM, Sudin PPKUKM Kota Administrasi Jakarta Selatan, Andriyantono menambahkan, setelah dilakukan penutupan, pihaknya mengajak semua pedagang untuk melakukan kerja bakti massal pada tanggal 16 Agustus 2020.

Kerja bakti tersebut dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan dan 3M, bertujuan untuk membersihkan area sekitar Pujasera Blok S agar kembeli steril dari penyebaran virus corona penyebab COVID-19.

"Hal tersebut dilakukan sebelum para pedagang berjualan kembali pada Senin, 17 Agustus 2020," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com