Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelamar Tenaga Kesehaan Penanganan Covid-19 di Jakarta Terbanyak dari Luar Jawa

Kompas.com - 08/09/2020, 18:48 WIB
Egidius Patnistik

Editor

Sumber Antara

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan DKI Jakarta menyebutkan, pendaftar tenaga kesehatan penanggulangan Corona Virus Desease 2019 (Covid-19) dan mengikuti seleksi, terbanyak berasal dari luar Pulau Jawa.

"Tenaga profesional yang mengikuti seleksi sebesar 4.859 orang, hanya sebagian kecil berasal dari Pulau Jawa, sebagian besar dari Sumut, Sumbar, Riau, Lampung, Bengkulu, NTT, NTB, bahkan ada dari Papua," kata Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta Widyastuti di Jakarta, Selasa (8/9/2020).

Dari 4.859 peserta seleksi itu, sebanyak 1.173 orang telah dinyatakan lolos seleksi dan registrasi. Dari jumlah tersebut, sebanyak 655 orang telah hadir di Jakarta, sementara sebagian lainnya akan menyusul.

Baca juga: Pemprov DKI Terima 1.174 Tenaga Kesehatan untuk Covid-19, Ini Rinciannya

"Mereka terdiri dari dokter paru-paru, penyakit dalam, anestesi, dokter anak, spesialis obgyn (kandungan), dokter umum, perawat, bidan, radiografer, ahli teknologi laboratorium medik, surveillance, hingga penyuluh kesehatan," ujar Widyastuti.

Para tenaga medis tersebut direncanakan akan ditempatkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) di Jakarta, UPT Labkesda, Puskesmas, serta di Dinas Kesehatan DKI.

"Sebagian di RS Swasta dan BUMN yang mengajukan ke DKI," ucap Widyastuti.

Seluruh tenaga profesional tersebut, tambah dia, akan dilakukan tes cepat (rapid test) oleh tim Dinas Kesehatan yang kemudian akan dilanjutkan uji usap (swab test) dengan metode polymerase chain reaction (PCR).

Secara keseluruhan tenaga kesehatan profesional untuk penanggulangan COVID-19 terdiri dari dokter spesialis paru-paru dua orang; dokter spesialis penyakit dalam satu orang; dokter spesialis anestesi satu orang; dokter spesialis anak satu orang; dokter spesialis obgyn tiga orang.

Kemudian dokter umum 140 orang; perawat 740 orang; perawat pencegah dan pengendali infeksi di rumah sakit (IPCN) empat orang; bidan 12 orang; radiografer 14 orang; pranata laboratorium 118 orang; penyuluh kesehatan 89 orang; dan surveilance 49 orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com