Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jumlah Penumpang di Soekarno-Hatta Anjlok Selama Masa Pandemi Covid-19

Kompas.com - 30/09/2020, 17:35 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sangat berdampak pada industri penerbangan. Jumlah penumpang pesawat di Bandara Soekarno-Hatta mengalami penurunan tajam dibandingkan tahun 2019 atau  sebelum masa pandemi Covid-19.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka jumlah penerbangan selama tujuh bulan di tahun 2020. Dari catatan BPS, penurunan jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta mulai terlihat sejak April 2020.

Pada tiga bulan pertama 2020, jumlah penumpang di Bandara Soekarno-Hatta masih menembus angka lebih dari satu juta penumpang. Bahkan di Januari-Februari 2020, jumlah penumpang melebihi angka penumpang Januari-Februari di tahun sebelumnya.

Januari 2019 tercatat 1.569.630 penumpang, di tahun 2020 meningkat menjadi 1.600.594. Februari 2019 terdapat 1.427.000 penumpang, di tahun 2020 meningkat sebanyak 1.551.967 penumpang.

Baca juga: Jumlah Penumpang di Soekarno-Hatta Mulai Naik, Sehari Telah Mencapai 6.038 Penumpang

 

Di bulan Maret jumlah penumpang mulai menurun dibandingkan di tahun 2019. Tahun 2019 sebanyak 1.538.314 penumpang dan Maret 2020 menjadi 1.211.697 penumpang.

Pada April 2020 penurunan sangat terasa dari yang sebelumnya di tahun 2019 sejumlah 1.403.186 penumpang menjadi hanya 191.002 penumpang.

Penurunan semakin parah tercatat pada Mei. Di tahun 2019 sebanyak 1.276.006 penumpang terbang melalui Bandara Soekarno-Hatta. Pada Mei tahun ini hanya hanya ada 27.500 orang yang melakukan perjalanan melalui Bandara Soekarno-Hatta atau mengalami penurunan sebanyak 97,8 persen.

Pada Mei 2020 ada larangan mudik diberlakukan pemerintah. Larangan mudik tersebut berlaku sampai dengan 31 Mei, akan tetapi diperpanjang kembali dan resmi dicabut pada 8 Juni 2020.

Sejak larangan bepergian dibukanya kembali,secara berangsur penumpang di Bandara Soekarno-Hatta meningkat. Meski mengalami peningkatan, jumlah penumpang pada Juni 2020 masih jauh dari angka normal di tahun 2019 di bulan yang sama.

Juni 2019 terdapat 1.568.669 penumpang melalui Bandara Soekarno-Hatta, sedangkan di tahun 2020 pada bulan yang sama hanya ada 174.352 penumpang.

Pada bulan tersebut juga diterbitkan Surat Edaran dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 nomor 7 tahun 2020 tentang kriteria dan persyaratan perjalanan orang di transportasi umum. Dalam surat tersebut terdapat persyaratan perjalanan orang menggunakan transportasi umum masal termasuk transportasi udara yang harus memiliki hasil tes Covid-19 baik dari rapid test atau PCR.

Dalam surat edaran tersebut juga diatur masa berlaku hanya tiga hari tertanggal saat surat keterangan hasil tes dikeluarkan.

Pada Juli 2020, penerbangan meningkat cukup tinggi meski tak sama dengan tahun sebelum pandemi. Juli 2020 terdapat 427.731 penumpang, masih jauh dibanding dengan Juli 2019 dengan 1.749.777 penumpang.

Peristiwa yang mengikuti laju kenaikan penumpang ini adalah pembaruan Surat Edaran Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 dari sebelumnya Nomor 7 tahun 2020 menjadi Nomor 9 tahun 2020. Dalam pembaruan yang dikeluarkan 26 Juni tersebut, diubah masa berlaku surat keterangan hasil tes Covid-19 yang semula tiga hari saja menjadi 14 hari sejak surat tersebut dikeluarkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com