Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skenario Distribusi hingga Penggunaan Vaksin Covid-19 di Bekasi

Kompas.com - 16/10/2020, 07:05 WIB
Cynthia Lova,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


BEKASI, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Bekasi mengusulkan 480.000 jiwa penduduknya agar diprioritaskan untuk mendapatkan vaksin Covid-19 tahap pertama. Usulan itu disampaikan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Jumlah tersebut sesuai ketentuan, yakni 20 persen jatah vaksin dari total jumlah penduduk di Kota Bekasi.

Kota Bekasi menjadi salah satu daerah prioritas vaksinasi karena angka kasus harian Covid-19 terbilang tinggi. Pasalnya hingga Rabu (14/10/2020) masih ada 772 kasus aktif di Kota Bekasi.

Kondisi ini juga sempat menjadi perhatian Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) karena Kota Bekasi masuk dalam deretan 12 kabupaten penyumbang kasus Covid-19 nasional.

Pemberian vaksin Covid-19 ini guna mencegah penduduk terkena virus corona tipe-2 (SARS-CoV-2).

Rencananya, vaksin Covid-19 itu akan disuntikkan ke penduduk pada awal tahun 2021. Hal itu sesuai dengan arahan jadwal dari Pemerintah Pusat.

Bagaimana skenario pembagian vaksinnya?

Pemkot Bekasi kini tengan menyusun micro planning atau skenario pemberian vaksin Covid-19.

Di dalam skenario itu, ada klasterisasi penduduk yang nantinya akan diberikan Covid-19. Pasalnya tak semua warga Bekasi mendapatkan vaksin Covid-19.

Klasterisasi penduduk itu akan dibagi per kelurahan melihat kepadatan jumlah penduduknya.

Baca juga: Pemkot Bekasi Usulkan 480.000 Jiwa Prioritas Dapat Vaksin Covid-19

Nantinya akan dipilih siapa saja penduduk di dalam satu kelurahan tersebut yang diprioritaskan untuk dapat vaksin tahap pertama.

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Bekasi Dezi Syukrawati mengatakan, tiap kecamatan akan mendapat jatah vaksin yang berbeda. Hal itu tergantung banyaknya sebaran kasus Covid-19 di wilayah tersebut.

"Untuk krosceknya kita akan memberi format ke wilayah. Kemudian nantinya itu yang akan jadi pijakan kroscek dengan data yang dikeluarkan Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil). Tetapi jangan salah ya, ini data bisa saja tidak seluruh penduduk tercapai karena kita datanya terbatas," kata Dezi.

Selain membuat klasterisasi penduduk, di dalam micro planning juga ada alur penyuntikan vaksin, jadwal tiap wilayah disuntikkan vaksin, kriterianya hingga lokasi nantinya vaksin itu akan disimpan.

Dezi mengatakan, nantinya vaksin covid-19 akan disuntikkan oleh para tenaga medis. Saat ini, ada 44 tenaga medis yang saat ini tengah dilatih oleh Balai Pelayanan Kesehatan (Bapelkes) yang difasilitasi ole Pemerintah Provinsi Jawa Barat.

Baca juga: 44 Tenaga Medis Kota Bekasi Dilatih Jadi Penyuntik Vaksin Covid-19

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com