DEPOK, KOMPAS.com - Pilkada 2020 di sejumlah daerah di Indonesia kali ini berbeda lantaran digelar di tengah masa pandemi Covid-19.
Sejumlah protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, mengukur suhu, dan memakai sarung tangan plastik adalah kewajiban yang mesti dilakukan.
Di tengah pelaksanaan Pilkada 2020 ada sejumlah cerita dari masyarakat. Ada yang mengeluhkan Pilkada kali ini lebih ribet, ada juga yang tak masalah dengan penerapan protokol kesehatan.
Ira (36), warga Kota Depok, mengatakan Pilkada di tengah pandemi Covid-19 cukup repot.
Salah satu yang membuat repot adalah ketika membuka surat suara.
Baca juga: Pertarungan Dua Matahari di Pilkada Depok 2020
“Pas buka surat suara agak susah. Soalnya licin kan pakai sarung tangan plastik,” ujar Ira saat berbincang dengan Kompas.com seusai mencoblos di TPS 015, Kukusan, Beji, Kota Depok, Jawa Barat, Rabu (9/12/2020).
Ia memaklumi adanya perbedaan pelaksanaan Pilkada di tengah masa pandemi Covid-19. Ira menyebutkan, pelaksanaan protokol kesehatan bertujuan untuk mencegah penularan Covid-19.
Sementara itu, Dede (43) juga menyebutkan, penerapan protokol kesehatan di tengah pelaksanaan Pilkada 2020 dianggap merepotkan.
Pasalnya, setiap pemilih harus melewati pemeriksaan suhu, mencuci tangan, dan memakai sarung tangan.
Baca juga: Pilkada 2020 Digelar, Siapa Saja Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Depok?
“Ribet. Harus dicek-cek dulu sama pakai sarung tangan. Ya memang lebih bagus di zaman Covid ini. Bagi orangtua ini juga ribet. Pakai sarung tangan ini licin pas buka surat suara,” kata Dede.
Ia mengaku, sedikit was-was menggunakan hak suara di tengah masa pandemi Covid-19.
Namun, Dede percaya dengan adanya penerapan protokol kesehatan yang dilakukan oleh petugas KPPS.
“Kalau saya enggak ada pikiran golput (meski lagi pandemi). Tetep ada pilihan. Saya pikirkan masa depan Kota Depok. Harus ada kemajuan,” ujar Dede.
Baca juga: Pilkada Serentak, Ahmad Syaikhu Keliling Depok dan Tangsel Kunjungi Paslon yang Diusung PKS
Sebagai informasi, Pilkada Depok 2020 menjadi ajang tempur dua kandidat petahana.
Wali Kota Depok Mohammad Idris, kalangan nonpartai yang dekat dengan PKS, bakal berupaya menyongsong periode kedua kekuasaannya.