Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Penyelam Relawan Pencari Sriwijaya Air, Tinggalkan Anak Istri untuk Misi Kemanusiaan

Kompas.com - 12/01/2021, 16:21 WIB
Ira Gita Natalia Sembiring,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Proses pencarian korban Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, tepatnya di sekitar Pulau Laki dan Pulau Lancang pada Sabtu (9/1/2021) lalu, hingga kini masih berlangsung.

Jajaran Tim SAR melibatkan Basarnas, TNI, Polri, Kementerian Perhubungan, Bakamla, KPLP, KNKT dan BMKG dan yang tak ketinggalan para penyelam relawan.

Seluruh stakeholder yang terlibat ingin membantu mengevakuasi korban dan puing-puing pesawat serta black box yang hingga kini masih belum ditemukan.

Seperti salah satu penyelam relawan dari Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI), Makmur Ajie Panangean, misalnya.

Baca juga: Cerita Penyelam Sukarelawan Cari Sriwijaya Air SJ 182, Temukan SIM hingga Korban

Pria berusia 54 tahun ini langsung bertolak dari Makassar ke Jakarta, meninggalkan anak istrinya begitu mendengar peristiwa jatuhnya pesawat Sriwijaya Air.

"Saya dari Makassar. Jadi begitu kami mendengar kabar ini, kami sudah siap, karena memang kami sudah tim, kejadian kemarin-kemarin saya selalu hadir untuk mewakafkan untuk membantu," kata Ajie saat diwawancara di JICT II, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (12/1/2021).

"Anak dan istri sudah memberi izin untuk support. Jadi kami pamit kepada mereka semua bahwa kami terpanggil untuk ini," sambunhnya.

Ajie merupakan instruktur penyelam profesional dengan pengalaman 12 tahun. Dia merasa terpanggil untuk menggunakan kemampuannya menyelam demi misi kemanusiaan.

Baca juga: Berawal dari Gugatan Batin, Ajie Oye pun Bersedia Jadi Penyelam Sukarelawan Evakuasi Sriwijaya Air...

"Itu (menyelam) jiwa kami, daripada untuk senang-senang saja, lebih baik skill ini kami pakai supaya bisa berguna buat sesama. Motivasinya untuk memanfaatkan ilmu yang ada pada kita untuk kemanusiaan," ucap Ajie.

Tak hanya itu, Ajie mengaku bahwa biaya yang dia butuhkan selama di Jakarta, termasuk tiket pesawat, ia tanggung dengan menggunakan uang pribadi.

"Itu biaya sendiri, karena kami di POSSI memang relawan yang tidak membutuhkan menunggu proposal misalnya, enggak. Memang ini sudah panggilan meskipun tidak sedikit biayanya," tutur Ajie.

"Sebagai penyelam komersial, kami ada hasil, dari ngajar, dari bawa orang diving, kami kan ada tabungan," sambungnya.

Baca juga: Pencarian Sriwijaya Air Dilanjutkan Pagi Ini, Tim Penyelam Disiapkan

Setelah mendapat izin dari istri dan anak-anaknya, Ajie mendarat di Ibu Kota pada Minggu (10/1/2021).

Sebenarnya, Ajie dijadwalkan akan terjun ke lokasi jatuhnya pesawat pagi ini, namun ada masalah dengan kapal yang akan ia gunakan.

Sehingga, Ajie dan lima penyelam POSSI lainnya baru akan ke lokasi pada Rabu (13/1/2021) besok.

Sebelum menjadi bagian dari tim relawan Sriwijaya Air, Ajie juga pernah melakukan hal yang sama di beberapa peristiwa lain seperti jatuhnya pesawat Lion Air 2018.

Bahkan, Ajie pengaku pernah menemukan uang miliaran rupiah saat menjadi penyelam relawan saat Kapal KM Lestari Maju tenggelam di Perairan Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan pada 2018.

"Nyelamatin duit Rp 38 miliar pas di Selayar sebelum kejadian Lion Air, yang ferry tenggelam, ada di lokasi nemuin duit, ada uang tunai. Jadi saya nge-rescue manusia dan uang," ujar Ajie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com