Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdik Tangsel Persilahkan Penggunaan Sekolah untuk Distribusi Bansos Selama Penuhi Prokes

Kompas.com - 15/01/2021, 21:44 WIB
Tria Sutrisna,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan tidak mempermasalahkan penggunaan gedung sekolah sebagai tempat pendistribusian bantuan sosial tunai (BST).

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangerang Selatan Taryono, terdapat sejumlah gedung sekolah yang dimanfaat sebagai lokasi pembagian BST kepada masyarakat.

Pemanfaatan gedung sekolah dilakukan karena cukup luas untuk menampung banyak orang dan memungkinkan para penerima menjaga jarak fisik.

"Prinsipnya saya setuju. Saat ini sekolah tidak digunakan untuk belajar tatap muka," ujar Taryono kepada Kompas.com, Jumat (15/1/2021).

Baca juga: Penerima BST di Kota Tangerang Menurun Sebanyak 32.417 Orang

Kendati demikian, Taryono mengimbau kepada pihak kelurahan dan kecamatan, termasuk juga PT Pos sebagai penyalur untuk tetap menerapkan protokol kesehatan.

Hal tersebut perlu dilakukan untuk mengantisipasi terjadi penularan Covid-19 saat proses pendistribusian BST di area sekolah.

"Catatannya, pertama harus memenuhi protokol keaehatan Covid-19. Kedua, setelah kegiatan agar dilakukan penyemprotan disinfektan," pungkasnya.

Untuk diketahui, BST di wilayah Tangerang Selatan tak disalurkan secara door to door. Penerima diminta mengambil bantuan tersebut di lokasi yang sudah ditentukan di masing-masing kecamatan.

Baca juga: Warga Tangsel Diimbau Tak Gunakan BST untuk Beli Rokok, Bensin hingga Pulsa Internet

Kepala Dinas Sosial Tangerang Selatan Wahyunoto Lukman menjelaskan, langkah tersebut dilakukan karena minimnya sumber daya manusia (SDM) dari pihak PT Pos untuk menyalurkan BST.

Sementara jumlah penerima bantuan uang tunai senilai Rp 300.000 di wilayah Tangerang Selatan terbilang cukup banyak.

"Kami tetap mendorong agar pihak penyalur, dalam hal ini PT Pos Indonesia persero cabang Tangerang Selatan untuk menyalurkan door to door. Namun terkendala teknis, seperti jumlah SDM PT Pos," ujar Wahyu, Jumat (15/1/2021).

Faktor lain yang juga menjadi kendala pendistribusian BST di Tangerang Selatan secara door to door adalah banyaknya alamat penerima yang tidak lengkapnya.

Kondisi tersebut menyulitkan petugas untuk mengirimkan bantuan tersebut secara langsung ke tempat tinggal penerima.

"Alamat penerima kurang lengkap. Sebagian besar tidak pakai nomor rumah, dan tenggat waktu salur yang terbatas. Tentu harus ada opsi-opsi lain yang tidak mengorbankan keluarga penerima manfaat," kata Wahyu.

Adapun lokasi yang digunakan sebagian besar adalah gedung-gedung sekolah, karena belum ada aktivitas belajar mengajar selama pandemi Covid-19.

Menurut Wahyu, PT Pos berkoordinasi dengan pengurus lingkungan untuk mengantarkan undangan berisi jadwal dan lokasi pengambilan BST.

Pengaturan itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadinya kerumunan saat proses pengambilan bantuan.

Sampai saat ini, pendistribusian BST dari Kementerian Sosial RI di wilayah Tangerang Selatan sudah terealisasi hingga 72 persen.

Dari 90.173 keluarga yang terdaftar sebagai penerima, baru 72 persen atau sekitar 64.900 keluarga yang mendapatkan bantuan dalam bentuk uang tunai tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com