Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Depok Ungkap Darurat Covid-19: Antrean IGD Semakin Panjang

Kompas.com - 22/01/2021, 11:41 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Wali Kota Depok Mohammad Idris mengaku bahwa pandemi Covid-19 dapat dibilang telah memasuki situasi darurat.

Celakanya, situasi ini juga terjadi di daerah-daerah tetangga Depok. Hal itu tercermin pada banjirnya pasien di hilir penanganan pandemi, yakni rumah sakit.

"Kedaruratannya, bisa dibilang, sekarang ruang-ruang ICU full, bahkan kemarin kita kontak ada dua kasus yang memang sangat memerlukan ICU," terang Idris kepada Kompas.com, Jumat (22/1/2021).

"Kita sampai kontak lintas wilayah, termasuk Jakarta yang ada 34 fasilitas ICU lebih. Itu juga full. Ya kalau Jakarta sudah full, kan kita mengandalkan Bogor. Bogor apalagi, juga full," ujarnya.

Baca juga: Cerita Dokter soal Penuhnya RS Covid-19 di Jakarta, Mencari ICU ke Karawang hingga Pasien Dirawat di Kursi

Sebelumnya, Satgas Penanganan Covid-19 Kota Depok mengakui bahwa antarwilayah Jabodetabek saling berkolaborasi dalam rujuk-merujuk pasien.

DKI Jakarta mengumumkannya bahwa sekitar seperempat pasien yang dirawat di RS mereka adalah pasien Covid-19 dari luar Ibu Kota.

Depok juga mengeklaim hal senada, bahwa beberapa rumah sakit mereka seperti RS Universitas Indonesia dan RS Bhayangkara/Brimob juga merawat sejumlah pasien Covid-19 dari luar Depok.

Namun, diakui Idris bahwa kerja sama ini sedang sukar dilaksanakan karena rumah sakit lintas wilayah mulai penuh.

Baca juga: Depok Catat 410 Kasus Baru, 4.569 Pasien Covid-19 Masih Dirawat

Imbas dari ICU Covid-19 yang tak sebanding dengan jumlah pasien yang membutuhkan, antrean terjadi di instalasi gawat darurat (IGD) rumah sakit.

"Antrean di IGD semakin panjang. Dia (pasien) ada (gejala) klinis tetapi dia masih suspek," tutur Idris.

"Sehingga IGD kita, termasuk IGD RS UI itu disulap menjadi ruang-ruang isolasi darurat, di antaranya seperti itu," lanjutnya.

Hingga data diperbarui kemarin, pandemi Covid-19 di Depok sebagaimana banyak wilayah lain di Indonesia terus memuncak.

Per kemarin, masih ada 4.569 warga yang positif Covid-19 dan harus menjalani isolasi atau dirawat. Angka ini merupakan yang tertinggi selama hampir 11 bulan pandemi.

Idris sebelumnya mengaku setuju dengan usul Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan agar pemerintah pusat mengintegrasikan penanganan Covid-19 di Jabodetabek.

Baca juga: Kisah Perjuangan Ibu dan Bayi Positif Covid-19 Masuk ICU, Sempat Telepon 60 RS di Jabodetabek

Idris mengatakan, usulan serupa sudah pernah ia layangkan jauh sebelum Anies mengemukakannya belakangan ini.

"Setuju. Terus terang, itu memang ide dan usulan saya sejak awal kejadian, definitif ketika kasus memuncak pada Juni 2020," jelas Idris.

"Tapi, saat itu, kami Depok masih mampu meningkatkan sarana-prasarana dan fasilitas penanganan," ujarnya.

Idris lantas membandingkan situasi pada Juni 2020 dengan sekarang. Menurut dia, pemerintah pusat sudah seharusnya turun tangan agar penanganan Covid-19 di Jabodetabek dapat terintegrasi lebih baik.

"Saat ini memang sudah darurat, perlu ditangani secara kolaboratif dengan Jabodetabek, saat semua fasilitas kesehatan full terisi pasien," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com