Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak di Bawah Umur Terlibat Prostitusi di Tanjung Priok demi Gaya Hidup

Kompas.com - 28/01/2021, 09:24 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepolisian Sektor Tanjung Priok, Jakarta Utara, baru-baru ini mengamankan seorang muncikari bernama Rama (19) dan empat pekerja seks komersial (PSK) yang masih di bawah umur.

Penangkapan terjadi di salah satu hotel di kawasan Sunter, Tanjung Priok, pada Senin (25/1/2021) malam, seperti dilansir Tribun Jakarta.

Usai diperiksa, keempat wanita tunasusila tersebut diserahkan ke Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) karena masih di bawah umur. Mereka adalah D (17), F (15), A (15), dan AR (15).

Sementara itu, sang muncikari dijerat pasal 88 undang-undang (UU) nomor 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak juncto pasal 2 UU nomor 21 tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang.

Baca juga: 3 Fakta Kasus Prostitusi Anak, Muncikari Jual 4 Korban hingga Kronologi Penangkapan

Menjadi PSK demi memenuhi gaya hidup

Sekretaris Jenderal LPAI Henny Hermanoe menuturkan, anak-anak di bawah umur tersebut bersedia melayani nafsu pria hidung belang demi memenuhi gaya hidup mereka, seperti membeli pakaian dan kosmetik.

"Mereka hanya ingin semua kebutuhan mereka bisa terpenuhi. Termasuk kebutuhan gadis remaja pada umumnya, seperti kebutuhan untuk membeli pakaian, mengisi pilsa, kemudian make-up, dan sebagainya," kata Henny di Mapolsek Tanjung Priok, Rabu (27/1/2021).

Berkesinambungan dengan kebutuhan-kebutuhan tersebut, kurangnya perhatian dari orang tua juga dianggap Henny menjadi faktor lain yang memicu para gadis belia tersebut terjun ke dalam lingkaran hitam prostitusi.

Diserahkannya para gadis di bawah umur tersebut ke LPAI bertujuan untuk memulihkan kondisi fisik dan psikis mereka.

Baca juga: Kasus Prostitusi di Sunter, 4 Anak Dijual Rp 20 Juta

"Saat ini mereka benar-benar tidak memiliki rasa percaya diri. Mereka merasa hina, buruk, dan sebagainya. Upaya-upaya (pemulihan) harus kami lakukan ke depan," tuturnya.

Sementara itu, Kapolsek Tanjung Priok Kompol Hadi Suripto mengatakan, para remaja belasan tahun itu 'direkrut' oleh sang muncikari di tempat-tempat hiburan malam.

Mereka kemudian ditawarkan untuk melayani pria hidung belang dengan iming-iming uang jutaan rupiah.

Rama memasang tarif dari Rp 1,5 juta hingga Rp 6 juta untuk 'harga sewa' masing-masing gadis tersebut.

Baca juga: 4 Anak yang Terlibat Prostitusi Digerebek bersama Seorang Pria di Hotel Kawasan Sunter

4 PSK yang diamankan disewa 1 orang

Ketika polisi melakukan penggerebekan, didapati bahwa keempat PSK tersebut sedang disewa oleh satu orang pria berinisial R.

Mereka dalam kondisi tanpa busana dan hendak melakukan hubungan badan. 

"Ditemukan empat orang anak dalam kondisi tidak menggunakan pakaian, kemudian satu orang lagi laki-laki masih dengan pakaian setengah," kata Kanit Reskrim Polsek Tanjung Priok AKP Paksi Eka Saputra, Rabu (27/1/2021).

Sebelum menggerebek, polisi terlebih dahulu menangkap Rama yang saat itu baru keluar dari lobi hotel. (Tribun Jakarta/ Gerald Leonardo Agustino).

Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "LPAI: Kebutuhan Make-Up hingga Pulsa Memotivasi Gadis Belia Terjun ke Lingkaran Hitam Prostitusi".

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Positif Narkoba

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com