Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banjir di Bumi Nasio Indah Bekasi: 100 KK Bertahan di Rumah, Pasien Covid-19 Dijemput Petugas

Kompas.com - 22/02/2021, 09:16 WIB
Tria Sutrisna,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Hujan deras yang mengguyur wilayah Jabodetabek sejak Jumat (19/2/2021) hingga Sabtu (20/2/2021). Akibatnya, sebagian besar wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat, terendam banjir.

Salah satu lokasi yang terdampak banjir cukup parah adalah perumahan Bumi Nasio Indah, Jati Asih. Ketinggian air di kompleks sempat mencapai 2,5 meter.

Hingga Minggu (21/2/2021) malam, kawasan Bumi Nasio Indah masih terendam banjir setinggi 40-60 sentimeter. Lebih rendah dibandingkan Minggu pagi yang berkisar 70-200 sentimeter

Namun, sebagian besar warga tetap memilih untuk bertahan di rumahnya masing-masing dan enggan dievakuasi petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

Baca juga: Perumahan Bumi Nasio Indah Bekasi Terendam Banjir Setinggi 2,5 Meter, Warga Memilih Tinggal di Rumah

Pantuan Kompas.com, Minggu (21/2/2021), petugas dan relawan hilir mudik menggunakan perahu karet di area depan perumahan.

Mereka menyiapkan sejumlah logistik bantuan maupun titipan kerabat korban terdampak banjir untuk dibawa ke lokasi warga yang bertahan.

100 KK memilih bertahan di rumah

Ketua RW 16, Iwan Kurniawan menyampaikan, terdapat sekitar 100 kepala keluarga (KK) terdampak banjir yang memilih bertahan di lantai dua rumahnya.

"Ada total 152 KK, yang bertahan sekitar 100 KK masih ada," ujar Iwan saat ditemui di depan Perumahan Bukit Nasio Indah, Minggu (21/2/2021).

Hanya 50 KK di Bumi Nasio Indah yang sudah dievakuasi dan mengungsi sementara di tempat lebih aman selama menunggu banjir surut.

Baca juga: 100 Keluarga Terdampak Banjir di Bumi Nasio Indah Memilih Bertahan di Rumah

"Yang bertahan 100 KK, yang sudah mengungsi 50 KK. Itu sesuai permintaan mereka," ungkapnya.

Petugas Keamanan Bumi Nasio Nasio Indah, Nikmat mengatakan, warga memilih untuk bertahan karena khawatir dengan kondisi rumah yang kosong.

Alasan lainnya, warga memilih bertahan karena tidak memiliki tempat untuk tinggal sementara.

"Mungkin mereka khawatir sama rumahnya kosong, atau dia enggak ada penampungan di mana. Untuk banjir saat ini enggak ada penampungan buat tinggal sementara. Mereka yang keluar langsung ke rumah anaknya atau tinggal sementara," kata Nikmat.

Pasien Covid-19 dijemput petugas

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com