Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampah dari DKI yang Dikirim ke TPST Bantar Gebang Meningkat Tiap Tahun

Kompas.com - 21/03/2021, 23:40 WIB
Rosiana Haryanti,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Jumlah sampah dari DKI Jakarta yang dikirim ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang mengalami peningkatan setiap tahun.

Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Syaripudin memerinci, pada tahun 2014 jumlah sampah yang dikirimkan sebanyak 5.665 ton per hari. Lalu pada tahun 2015, jumlahnya meningkat sebanyak 6.419 ton per hari.

Pada tahun 2016, sampah yang dikirimkan menjadi 6.562 ton perhari, pada 2017 sebanyak 6.875 ton per hari, pada 2018 sebanyak 7.453 ton per hari, pada 2019 sebanyak 7.702 ton perhari, dan pada 2020 sebanyak 7.424 ton per hari.

Baca juga: Kolong Tol Wiyoto Wiyono Penuh Sampah Lagi, Lurah: Bandel Warganya

Syaripudin mengatakan, sampah yang dikirim ke lokasi tersebut didominasi sisa makanan dengan persentase 53 persen, plastik sebanyak 9 persen, reside sebanyak 8 persen, kertas sebanyak 7 persen, dan lain-lain.

Dengan kondisi ini, Syaripudin mengatakan, penuntasan masalah sampah tidak dapat dilakukan hanya dari unsur pemerintah saja. Tentu dibutuhkan upaya masyarakat, mulai dari pemilahan dan pengurangan sampah rumah tangga.

"Karena sejatinya sampah rumah tanggga juga bisa didaur ulang, seperti sampah kompos, untuk nantinya mampu mengurangi volume sampah yang dihasilkan secara keseluruhan di Jakarta," ucap Syaripudin seperti dikutip dari Antara, Minggu (21/3/2021).

Pembangunan empat ITF

Guna mengurangi masalah sampah di Ibu Kota, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mengurangi sampah di Ibu Kota dengan membangun empat Fasilitas Pengelolaan Sampah Antara (FPSA) di dalam kota atau Intermediate Treatmen Facility (ITF).

Menurut Syaripudin, keberadaan fasilitas tersebut mampu meminimalisasi ketergantungan daerah terhadap TPS Bantar Gebang.

"Pengolahan dan pemanfaatan sampah di berbagai wilayah tersebut diharapkan menjadi salah satu solusi atas volume sampah di TPST Bantar Gebang. Selain itu, proyek ini juga mampu menjadi salah satu upaya untuk memanfaatkan sampah menjadi listrik yang bermanfaat bagi masyarakat," tutur Syaripudin.

Baca juga: Rumah Kosong di Kebon Jeruk Dibongkar Maling, Tiga Tukang Ditangkap Polisi

Syaripudin menuturkan, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dilibatkan dalam pembangunan tersebut, yakni PT Jakarta Propertindo (Jakpro) dan Perumda Pembangunan Sarana Jaya.

Keempat ITF yang akan dibangun, yakni ITF Sunter sebagai pusat yang diperkirakan mampu menhgilah sampah sebanyak 2.200 ton per hari dan menghasilkan energi listrik sebesar 35 megawatt. Penugasan pembangunan diberikan kepada Jakpro.

Lalu ITF Wilayah Layanan Barat yang penugasannya diberikan kepada Jakpro. Dalam konstruksinya, Jakpro akan bekerja sama dengan kosnorsum PT Wijaya Karya (WIKA)-PT Indoplas Karya Energi (Indoplas). Fasilitas ini diperkiraka n dapat mengolah sampah sebesar 2.000 ton per hari.

Kemudian ITF Wilayah Layanan Timur dan Selatan. Adapun pembangunannya ditugaskan ke Perumda Sarana Jaya. Keberadaan fasilitas ini diperkirakan dapat mereduksi sampah sebanyak 70-90 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com