Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tugu Pamulang Berupa Rangka Besi dan Kubah Habiskan Dana Rp 300 Juta

Kompas.com - 12/04/2021, 21:53 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Pembangunan Tugu Pamulang yang hanya berbentuk kerangka besi dan kubah di bundaran Jalan Siliwangi, Tangerang Selatan, menghabiskan dana Rp 300 Juta.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Dinas Provinsi Banten, M Tranggono menjelaskan, desain Tugu Pamulang yang berdiri saat ini dirancang tahun 2017. Kala itu, Pemerintah Provinsi Banten menganggarkan Rp 300 Juta untuk membangun tugu beserta taman yang berada di bundaran Jalan Siliwangi, Pamulang itu.

"Itu kan bukan hanya tugunya saja. Termasuk di situ ada tamannya, trotoarnya, setahu saya sekitar Rp 300 jutaan. Saya enggak tahu detailnya, saya baru akhir 2019 di sini (Dinas PUPR Banten)," kata Tranggono kepada Kompas.com, Senin (12/4/2021).

Baca juga: Beredar Gambar Rancangan Tugu Pamulang, Dinas PUPR Sebut Itu Desain Baru untuk Revitalisasi

Awalnya, tugu itu mau dibuat mirip dengan Tugu Banten Lama. Namun, anggaran yang disediakan itu dianggap kurang mencukupi untuk membentuk miniatur Tugu Banten Lama.

Alhasil, kata Tranggono, bentuk Tugu Pamulang yang sudah direncanakan itu dibuat lebih simpel, menyesuaikan anggaran yang sudah ditetapkan.

"Iya memang minimalis. Karena kan (terkendala) biayanya kan juga kalau dibuat besar gitu, mewah gitu," kata Tranggono.

Tranggono memastikan bahwa bentuk Tugu Pamulang yang berdiri saat ini sudah sesuai dengan rancangan awal.

Sementara desain Tugu Pamulang yang beredar di media sosial belakangan ini merupakan rancangan terbaru setelah Pemerintah Kota Tangerang Selatan meminta perubahan bentuk pada tahun 2019.

Baca juga: Pemprov Banten Sebut Tugu Pamulang Adopsi Bentuk Tugu Banten Lama, tetapi Versi Minimalis

"Setelah selesai itu ada permintaan, saya enggak tahu detail, katanya dari Pemerintah Kota Tangerang Selatan. Pada prinsipnya minta untuk di-review lagi. Minta untuk direvitalisasi," tutur Tranggono.

Menurut dia, Pemerintah Provinsi Banten sudah sempat membahas revitalisasi tugu di Jalan Siliwangi tersebut. Namun, pembahasan tersebut kemudian terhenti. Desain dan anggaran untuk revitalisasi tugu tersebut pun belum sempat disepakati sampai saat ini.

"Belum disepakati. Karena takutnya kalau kita tetapkan, kami bangun, takutnya enggak sesuai lagi," ungkapnya.

Tugu Pamulang yang menjadi salah satu ikon lanskap Kota Tangerang Selatan di Jalan Siliwangi mendadak viral di media sosial. Sebuah akun di Instagram membandingkan tugu yang sudah jadi itu dengan sebuah gambar yang disebut sebagai desain awal tugu itu. Antara keduanya tampak berbeda jauh.

Tak sedikit warganet yang mencibir bentuk Tugu Pamulang yang sudah ada dan menyebutnya lebih mirip toren air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com