Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Achmad Soebardjo Memilih Tidur Saat Teks Proklamasi yang Ia Rancang Dibacakan

Kompas.com - 13/04/2021, 14:11 WIB
Ivany Atina Arbi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nama Achmad Soebardjo kembali mencuat saat rumah yang ia miliki di kawasan Cikini Raya, Jakarta Pusat, muncul di iklan penjualan rumah.

Rumah yang berdiri di atas tanah seluas lebih dari 2.000 meter persegi itu dibanderol dengan harga Rp 200 miliar.

Pemilik dari rumah itu bernama lengkap Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo. Ia merupakan Menteri Luar Negeri Republik Indonesia yang pertama.

Lebih dari itu, Achmad Soebardjo, yang lahir di Karawang, Jawa Barat, pada 23 Maret 1896, merupakan salah satu pendiri bangsa.

Ia terlibat dalam penyusunan naskah proklamasi bersama Soekarno dan Mohammad Hatta.

Baca juga: Rumah Menlu Pertama RI Achmad Soebardjo di Cikini Dijual hingga Rp 400 M, Sudah Ada yang Menawar

Lebih memilih tidur

Namun, ada hal unik yang terjadi ketika naskah tersebut dibacakan oleh Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56, Menteng, Jakarta Pusat, pada tanggal 17 Agustus 1945.

Achmad Soebardjo tidak terlihat mendampingi Soekarno-Hatta di momen yang paling dinantikan tersebut, seperti dilansir Historia.id.

Soekarno yang tetap menginginkan kehadiran Achmad Soebardjo kemudian mengutus dua orang untuk menjemputnya.

Ketika sampai, mereka mendapati menteri luar negeri pertama Indonesia itu tengah beristirahat di tempat tidurnya. Dia bahkan tidak terlihat akan bersiap untuk pergi kemanapun.

“Saya masih di tempat tidur sewaktu kurang lebih pukul 10.00 pagi tanggal 17 Agustus datang dua orang utusan Sukarno dan Hatta untuk menjemput saya,” kenang Achmad Soebardjo dalam otobiografinya Kesadaran Nasional: Sebuah Otobiografi.

Baca juga: Ini Alasan Ahli Waris Achmad Soebardjo Hendak Jual Eks Kantor Kemenlu

Kedua utusan itu lalu melaporkan bahwa telah banyak orang menunggu di Pegangsaan Timur.

Upacara pengibaran bendera Merah-Putih dan pembacaan proklamasi tidak akan dimulai sebelum kehadirannya. Begitu pesan Soekarno-Hatta

Achmad Soebardjo meminta kedua utusan itu menunggu. Namun ketika keluar, bukannya berpakaian rapi, dia malah memberi sepucuk surat untuk diberikan kepada Soekarno-Hatta.

Di dalam surat itu dia menuliskan permintaan maaf kepada kedua kawannya itu karena tidak dapat hadir mendampingi mereka.

Achmad Soebardjo juga meminta agar supaya upacara Proklamasi Kemerdekaan segera dilangsungkan tanpa menunggu kehadirannya.

Baca juga: Punya Sertifikat, Keluarga Achmad Soebardjo Tegaskan Berhak Jual Eks Kantor Kemenlu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Polisi Masih Buru Pemasok Narkoba ke Rio Reifan

Megapolitan
Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Dishub DKI Jakarta Janji Tindak Juru Parkir Liar di Minimarket

Megapolitan
Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper, Korban Diduga Tak Tahu Pelaku Memiliki Istri

Megapolitan
Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Tangkap Aktor Rio Reifan, Polisi Sita 1,17 Gram Sabu dan 12 Butir Psikotropika

Megapolitan
Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Polisi Usut Indentitas Mayat Laki-laki Tanpa Busana di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Sebelum Dibunuh Arif, RM Sempat Izin ke Atasan untuk Jenguk Kakaknya di RS

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Keluarga Tolak Otopsi, Jenazah Pemulung di Lenteng Agung Segera Dibawa ke Kampung Halaman

Megapolitan
Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Mayat Laki-laki Tanpa Busana Mengambang di Kanal Banjir Barat Tanah Abang

Megapolitan
Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com