Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kota Bogor Bentuk Satgas Khusus, 15.000 Petugas Disebar Pantau Pemudik

Kompas.com - 04/05/2021, 19:23 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com - Kota Bogor, Jawa Barat, membentuk Satuan Tugas (Satgas) kewaspadaan pemudik dan pendatang untuk mengawasi mobilitas masyarakat selama periode larangan mudik pada 6-17 Mei 2021.

Kepala Kepolisian Resor Bogor Kota Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro mengatakan, 15.000 petugas gabungan akan disebar sampai ke tingkat RT, RW, kelurahan, dan kecamatan, untuk menjaring dan memonitor pergerakan orang yang datang maupun ke luar Kota Bogor.

"Dari tingkat RT, RW, kelurahan, kecamatan, semua akan turun memonitor. Sanksi kita akan bentuk dalam sebuah Perwali baru untuk menekan bagi pemudik yang memaksakan diri, bagi pendatang yg memaksakan diri," ungkap Susatyo, Selasa (4/5/2021).

Baca juga: Ganjil Genap Kota Bogor, Aktivitas Warga Masih Tinggi hingga Ribuan Kendaraan Dipaksa Putar Balik

Susatyo mengingatkan, ada wilayah aglomerasi yang masih diperbolehkan untuk mudik lokal, yaitu daerah yang masuk dalam kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).

Kata Susatyo, bagi yang akan melakukan perjalanan ke daerah Cianjur dan Sukabumi atau sebaliknya, akan dilakukan pengetatan khusus atau pengecekan.

"Ingat ada zonasi Jabodetabek, itu diperbolehkan mudik lokal. Plat F yang berakhiran S sampai Z maka kami akan lakukan prioritas pengetatan," kata Susatyo.

"Karena dari Bogor ke Cianjur atau Sukabumi dan sebaliknya itu dianggap sebagai mudik di luar zona," sambungnya.

Lebih lanjut, petugas juga turut memantau kondisi pusat perbelanjaan ataupun pasar tradisional jelang Lebaran.

Baca juga: Wagub DKI: Jangan Semua Belanja di Tanah Abang, Masih Ada Pasar Lain dan Bisa Belanja Online

Jika ada penumpukan pengunjung akan dilakukan penutupan sementara, baik itu akses masuk maupun akses jalan menuju ke lokasi tersebut.

“Ini merupakan upaya untuk menekan mobilitas. Kami mengimbau agar warga Kota Bogor memanfaatkan pusat perbelanjaan terdekat dari lokasi tempat tinggal. Jadi tidak semua harus di pusat kota, karena itu risiko terpapar Covid lebih tinggi,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com