Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyambangi Markas Kekaisaran Sunda Nusantara di Depok

Kompas.com - 06/05/2021, 20:55 WIB
Vitorio Mantalean,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Nama Kekaisaran Sunda Nusantara ramai diperbincangkan di media sosial.

Kekaisaran itu disorot setelah pada Rabu (5/5/2021), seorang pria bernama Rusdi Karepesina, mengaku sebagai warga kekaisaran, ditilang polisi di Jakarta dan menunjukan SIM tak lazim.

Nama Alex Ahmad Hadi Ngala, disebut-sebut sebagai pemimpin kekaisaran itu, turut masuk dalam pembicaraan. Markasnya disebut ada di Depok.

Dikutip dari Tribun Jakarta, markas itu rupanya rumah berwarna krem di Jalan Ciliwung, Kemiri Muka, Beji, Depok.

Baca juga: Saat Ditilang Polisi, Pengemudi Ini Mengaku Seorang Jenderal Kekaisaran Sunda Nusantara

Di bagian garasi terdapat dua unit mobil berwarna silver dan biru dan beberapa pot tanaman hias di teras.

Sekilas, rumah tersebut tak nampak seperti “markas” dari Kekaisaran.

Seorang perempuan, Muniroh, menolak diwawancara wartawan pada Kamis (6/5/2021), dengan alasan "tidak menerima tamu".

Ia menyampaikan, Alex tidak di rumah. Muniroh mengakui bahwa ia istrinya

“Bapak sedang keluar, tidak ada, tidak ada. Dari pagi,” ungkap Muniroh.

“Iya saya istrinya,” katanya singkat, sebelum kembali masuk ke rumah.

Adik Muniroh, Jayadi, bersedia diwawancarai awak media. Menurut dia, Alex beberapa kali memang mengumpulkan orang-orang, membahas soal kerajaan atau kekaisaran.

Ia mengaku sama sekali tidak terkejut dengan mobil berplat nomor aneh yang kena tilang polisi di Jakarta, sebab mobil itu sering ada di sana.

"Dia mengakunya panglimanya. Yang datang ke sini dibilang anak buahnya," ujar Jayadi kepada wartawan.

"Yang sering ke sini 2-3 orang tapi kalau rapat ada sekitar 10 orang. Beberapa kali saja sih datang, suka kumpul, sebentar nanti pergi lagi, tidak tentu, kadang pagi, kadang siang," imbuhnya.

Mereka juga disebut punya jaket bersama dengan atribut-atribut khusus.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com