Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Video Ambulans Tertahan, Sudin Jakut Klaim Bukan karena Utamakan Rombongan Pejabat

Kompas.com - 25/06/2021, 15:08 WIB
Muhammad Isa Bustomi,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Perhubungan (Sudinhub) Jakarta Utara menyatakan tidak tahu siapa pejabat dalam mobil yang melintas di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara saat petugas membiarkan rombongan itu melaju tetapi menghentikan sebuah mobil ambulans.

Kasudinhub Jakarta Utara, Halem Simanjuntak, mengatakan, petugas Dishub yang betugas saat itu memberi jalan kepada rombongan tersebut tanpa memperhatikan siapa penumpangnya.

"Maaf kalau petugas dilapangan tidak monitor siap orang yang ada dalam kendaraan dan rangkaian siapa iring-iringan yang lewat," kata Harlem, Jumat (25/6/2021).

Baca juga: Viral Video Ambulans Tertahan Rangkaian Mobil Pejabat, Ini Penjelasan Kasudinhub...

Sebuah video yang viral di media sosial memperlihatkan sebuah mobil ambulans yang disebut sedang membawa pasien tertahan karena ada rangkaian mobil yang diduga pejabat sedang melintas.

Video berdurasi 14 detik itu beredar di Instagram. Peristiwa itu terjadi di daerah Kelapa Gading, Jakarta Utara, pada Rabu lalu.

Dalam video itu terlihat mobil ambulans Kecamatan Puskesmas Cilincing dihentikan petugas Dinas Perhubungan dan membiarkan rangkaian mobil berwarna hitam yang diduga rombongan pejabat lewat.

Harlem menjelaskan, petugas Dishub yang terlihat dalam video itu sudah ada di lokasi sebelum ambulans itu muncul.

"Petugas yang jaga di lokasi sebelum ambulans lewat sudah melakukan pengaturan lalin sesuai tupoksinya dan penutupan (bukan saat ambulans di lokasi dilakukan penutupan)," ujar Harlem.

Dia menambahkan, ambulans dan mobil pemadam kebakaran memang menjadi prioritas. Hal itu juga yang sudah dipahami anggotanya saat bertugas di jalan.

Hanya saja, kata Harlem, penghentian ambulans yang dilakukan petugas Dishub dalam video itu karena rangkaian mobil pejabat yang melintas tak dapat dihentikan secara mendadak.

"Kerena kendaraan di belakang yang ikut rangkaian mobil pasti mengikuti kecepatan kendaraan di depannya, sehingga perlu ada pengaturan di lokasi agar tidak terjadi tabrakan," ucap Harlem.

Menurut Harlem, bersamaan petugas Dishub memperlambat kendaraan yang ikut di belakang rangkaian mobil pejabat, melintas ambulans di lokasi.

"Sehingga di saat itulah ambulans berhenti sesaat sambil petugas menahan rangkaian yang masih tersisa," kata Harlem.

"Bukan memprioritaskan rangkaian tapi tetap memprioritaskan ambulans namun karena saat itu ada rangkaian sebelum ambulans di TKP (tempat kejadian perkara), maka perlu ada pengaturan agar semua selamat dan aman," ujar Harlem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 3 Mei 2024, dan Besok: Tengah Malam Ini Berawan

Megapolitan
Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Saat Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Jarinya hingga Putus oleh Juru Parkir Liar…

Megapolitan
Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Teka-teki yang Belum Terungkap dari Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

[POPULER JABODETABEK] RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper | Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com