Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ombudsman Jakarta Raya: Banyak Keluarga Suspek Covid-19 Tidak Di-tracing

Kompas.com - 29/06/2021, 19:43 WIB
Singgih Wiryono,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ombudsman RI Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho mengatakan banyak keluarga pasien suspek Covid-19 tidak ikut testing dan tracing.

"Di gelombang dua (penyebaran Covid-19) ini banyak keluarga suspek Covid yang kemudian tidak di-testing dan di-tracing apalagi di-treatment," kata dia dalam keterangan tertulis, Selasa (29/6/2021).

Padahal dalam buku saku pelacakan kontak kasus Covid-19 yang diterbitkan Kementerian Kesehatan RI, testing, tracing harus dilakukan apabila ditemukan kasus Covid-19.

Namun Teguh memaklumi di saat ledakan kasus ini, ada keterbatasan jumlah personel yang membuat tracing tidak berjalan maksimal.

Baca juga: Anies Harap Tak Tambah Lokasi Isolasi Mandiri di Jakarta

Ombudsman justru menemukan banyak kasus suspek Covid-19 dengan hasil swab antigen reaktif melakukan tes PCR secara mandiri dan melanjutkan testing untuk keluarga mereka.

"Meski para petugas Puskesmas dan tenaga tracer telah berjibaku luar biasa, tapi jumlah personel yang terbatas membuat masih banyak suspect Covid-19 yang kemudian harus melakukan swab mandiri bagi anggota keluarga lainnya dan test PCR mandiri," tutur Teguh.

Namun timbul masalah baru ketika hal tersebut dibebankan kepada kelompok masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.

Swab tes mandiri baik antigen maupun PCR dengan harga yang dirasa tidak ramah di kantong masyarakat bawah membuat banyak yang enggan melakukan testing.

Baca juga: Cerita Istri Datangi 5 RS Bawa Suaminya yang Tak Sadarkan Diri Setelah Positif Covid-19

"Mereka mengutamakan untuk melakukan PCR ke suspek yang sudah pasti positif, sementara untuk keluarga yang lain mereka memilih tidak melakukan swab apalagi PCR dan hanya berharap tidak kena saja," kata dia.

Oleh karena itu, Ombudsman meminta agar ada penyesuaian harga rapid test swab antigen diturunkan agar bisa lebih menjangkau kalangan bawah untuk melakukan testing.

Termasuk meminta agar pemerintah bisa memasukan pelayanan swab antigen sebagai daftar layanan yang ditanggung oleh BPJS kesehatan.

"Hal ini untuk mengantisipasi lambatnya swab yang dilakukan puskesmas atau rumah sakit rujukan karena membludaknya suspek covid dan minimnya personil yang mereka miliki," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com