Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ancaman 100.000 Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta dan Fakta Kasus Berlipat Setiap 8 Hari

Kompas.com - 01/07/2021, 08:40 WIB
Singgih Wiryono,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebutkan kasus aktif di Jakarta diprediksi tembus 100.000 pada 8-13 Juli ini. Anies menyebutkan hal itu dalam dokumen untuk pemaparan pada rapat koordinasi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat, Selasa (29/6/2021)

Karena itu diperlukan intervensi lebih besar lagi dari pemerintah demi membatasi mobilitas manusia di saat lonjakan kasus Covid-19 berlangsung.

Dalam materi pemaparan itu, Anies menyebut kasus aktif Covid-19 di Jakarta bertambah dua kali lipat setiap delapan hari. Pada 16 Juni misalnya tercatat 20.311 kasus aktif Covid-19 di Jakarta. Delapan hari kemudian, tepatnya 24 Juni, kasus aktif berada di 40.637.

Baca juga: Bertambah 7.680, Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta Tembus 70.039

Pada 18 Juni, kasus aktif tercatat 24.511. Pada 26 Juni, jumlahnya menjadi dua kali lipat yaitu 51.434 kasus. Pada 20 Juni angka kasus aktif 30.142. Jumlahnya kemudian melompat jadi dua kali lipat pada 28 Juni, yaitu sebanyak 62.126 kasus.

Terakhir pada 30 Juni angka kasus aktif Covid-19 berada di 70.039. Jumlah tersebut dua kali lipat dibandingkan delapan hari sebelumnya dengan catatan kasus 32.191 kasus.

Belum lagi soal kasus aktif yang sudah melewati puncak gelombang pertama pada 19 Juni lalu. Pada 28 Juni, kasus aktif di Jakarta 230 persen lebih tinggi dibandingkan dengan puncak gelombang pertama.

Tercatat penambahan kasus aktif dalam dua pekan terakhir menembus 47.699 kasus atau dua kali lipat dari puncak kasus aktif gelombang pertama.

Skenario 100.000 kasus aktif

Pemprov DKI Jakarta kini menyiapkan skenario antisipasi jika pasien Covid-19 sudah menembus angka 100.000 orang.

Dalam dokumen pemaparan Pemprov DKI Jakarta itu, poin pertama yang disiapkan adalah rumah sakit kelas A akan dikhususkan sepenuhnya untuk intensive care unit (ICU) Covid-19

Poin kedua, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet dikhususkan untuk penanganan pasien dengan gejala sedang dan berat.

Ketiga, Anies menginginkan rumah susun diubah menjadi fasilitas isolasi terkendali untuk pasien dengan gejala ringan. Poin ini sudah dikerjakan Pemprov DKI Jakarta dengan menyulap Rumah Susun Nagrak di Cilincing, Jakarta Utara dan Rumah Susun Pasar Rumput di Jakarta Selatan sebagai tempat isolasi.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (kiri), Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Budiman Tanuredjo (tengah) dan Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu hadir menyaksikan proses vaksinasi Covid-19 di Sentra Vaksinasi KG di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (28/6/2021). Vaksinasi kerjasama Dewan Pers dan Kompas Gramedia ini bertepatan dengan HUT ke-56 Harian  Kompas. Target peserta vaksinasi sebanyak 10.000 pekerja media.KOMPAS.com / KRISTIANTO PURNOMO Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan (kiri), Wakil Pemimpin Umum Harian Kompas, Budiman Tanuredjo (tengah) dan Pelaksana Tugas (Plt) Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu hadir menyaksikan proses vaksinasi Covid-19 di Sentra Vaksinasi KG di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah Selatan, Jakarta Pusat, Senin (28/6/2021). Vaksinasi kerjasama Dewan Pers dan Kompas Gramedia ini bertepatan dengan HUT ke-56 Harian Kompas. Target peserta vaksinasi sebanyak 10.000 pekerja media.

Poin keempat, stadion indoor dan gedung konvensi besar akan diubah menjadi rumah sakit darurat penanganan kasus darurat kritis, diusulkan untuk dalam satu manajemen RSDC Wisma Atlet.

Kelima, memastikan kebutuhan tenaga kesehatan terpenuhi, termasuk penambahan tenaga kesehatan dari luar DKI Jakarta.

Terakhir, memastikan ketersediaan oksigen, APD, alat kesehatan dan obat-obatan.

Minta mobilitas penduduk dibatasi

Selain menyiapkan skenario tanggap darurat, Anies juga meminta pemerintah pusat membatasi mobilitas warga agar tidak menyebarkan virus corona secara masif. Dia mengatakan, pengetatan harus dilakukan di wilayah Jakarta dan antar wilayah lainnya di Pulau Jawa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com