Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alumni Kanisius Gelar Vaksinasi Covid-19 untuk Anak di JCC, Ini Cara Daftarnya

Kompas.com - 12/07/2021, 15:38 WIB
Ihsanuddin,
Irfan Maullana

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Alumni Kolese Kanisius Menteng 64 menggelar vaksinasi Covid-19 massal untuk warga berusia 12-17 tahun di JCC Senayan, Jakarta.

Program ini dimulai pada Senin (12/7/2021) hari ini, tepat pada hari pertama dimulainya tahun ajaran baru 2021-2022 untuk pelajar tingkat SMP-SMA.

Ketua Umum Alumni Kanisius Menteng 64 Irlan Suud menyampaikan bahwa program vaksinasi ini dilaksanakan dalam rangka membantu pemerintah dan masyarakat mencapai herd immunity alias kekebalan komunal.

Vaksinasi Covid-19 pada usia remaja juga dilakukan untuk melindungi para remaja maupun siswa yang akan memulai pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Baca juga: Vaksinasi Anak di RSIA SamMarie Basra Mulai 7 Juli, Ini Syarat dan Ketentuannya

“Kita harus punya kepedulian tinggi pada kemanusiaan. Kami percaya penanganan Covid-19 salah satunya dapat dilakukan melalui vaksinasi,” kata Irlan dalam keterangan tertulis, Senin (12/7/2021).

Vaksinasi untuk usia remaja yang digelar Alumni Kanisius Menteng 64 bekerja sama dengan Eka Tjipta Foundation, Prosehat dimulai 12-25 Juli 2021 dengan target 70.000 penerima vaksin Sinovac.

Bagi warga yang hendak mendaftar, bisa mengakses tautan https://www.prosehat.com/am64vaksinkanisius/ untuk menentukan tanggal dan jam vaksinasi. Melalui tautan itu, warga juga bisa mendapatkan surat jalan agar tidak terkena penyekatan saat menuju lokasi vaksinasi.

Baca juga: Anies Kick Off Vaksinasi Anak Usia 12-17 Tahun

“Kami berharap kerja sama ini bisa berlanjut, membantu pemerintah melakukan vaksinasi agar herd immunity bisa segera tercipta,” ucap Irlan.

Direktur Sekolah Menengah Atas, Ditjen PAUD, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud dan Ristek, Suhartono Arham, mengapresiasi vaksinasi yang dibarengi dengan dimulainya tahun ajaran 2021-2022 tersebut. Menurut dia, vaksinasi Covid-19 akan sangat membantu dalam persiapan dimulainya pendidikan tatap muka terbatas pada masa pandemi.

“Saya harap gerakan ini diikuti yang lain, untuk bersama-sama melakukan vaksinasi pada calon peserta didiknya,” kata Suhartono, saat membuka secara virtual acara vaksinasi tersebut.

Baca juga: Cara Daftar Vaksinasi Covid-19 yang Digelar Alumni Kanisius di JCC

Dia menegaskan, pendidikan tatap muka terbatas pada masa pandemi Covid-19 dilakukan dengan protokol kesehatan yang sangat ketat. Selain itu, ada syarat lain yang harus dipenuhi, di antaranya adalah izin dari orang tua peserta didik.

“Kita turut serta berpartisipasi, mengambil peran sekecil apapun untuk membantu pemerintah, dalam menekan laju penyebaran virus Covid ini,” ungkap Suhartono.

Rektor Kolese Kanisius Pater Heru Hendarto SJ menyampaikan bahwa vaksinasi ini adalah bentuk gotong royong kemanusiaan untuk menanggulangi pandemi Covid-19.

“Tidak banyak yang kita buat, tapi kita harus berbuat sesuatu. Gotong royong kemanusiaan adalah kesempatan yang indah, yang harus kita tunjukkan, kita jangan putus asa, untuk secepatnya meningkatkan herd immunity,” ungkap Heru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com