Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Penyebab Catatan Jumlah Jenazah Pasien Covid-19 di TPU Selapajang dengan Situs Dinkes Jomplang

Kompas.com - 19/07/2021, 21:33 WIB
Muhammad Naufal,
Irfan Maullana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Jumlah jenazah pasien Covid-19 yang dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Selapajang, Neglasari, Kota Tangerang, mencapai 20 orang tiap hari sejak pertengahan pekan lalu.

Namun, jumlah pasien Covid-19 yang meninggal dunia dan dilaporkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang per pekan lalu tak pernah mencapai 20 orang setiap harinya.

Berkait perbedaan data tersebut, Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah memberi penjelasan.

Menurut dia, data kematian akibat Covid-19 versi Dinkes merupakan data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes).

Baca juga: Anies Pangling Lihat TPU Rorotan: Hitungan Hari Tanah Lapang Jadi Deretan Kuburan

Berdasar data Kemenkes itu, Pemkot lantas mengunggahnya di situs resmi Dinkes.

"Kalo di website itu dari Pemerintah Pusat," ungkap Arief kepada awak media, Senin (19/7/2021).

Arief mengakui, data dari Kemenkes memang berbeda dengan data versi Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Tangerang selaku pihak yang menaungi TPU Selapajang.

Data terakhir dari Disperkim menyatakan, ada 21 jenazah dari RS serta 12 jenazah yang menjalani isolasi mandiri dimakamkan di TPU Selapajang.

Baca juga: TPU Tegal Alur Segera Miliki Krematorium, Bisa untuk Jenazah Pasien Covid-19

Sementara itu, data versi Dinkes tidak pernah menyatakan ada lebih dari 10 pasien yang meninggal per harinya.

"Data Perkim, misal 21 (jenazah Covid-19) berdasar dari rumah sakit, 12 dari isolasi mandiri," ujar Arief.

Dia mengungkapkan, pihaknya tidak bisa menggunakan data versi Disperkim perihal total jenazah Covid-19 untuk ditayangkan di situs Dinkes.

Pasalnya, ketentuan mengunggah data di situs Dinkes berkait angka kematian Covid-19 merupakan kewenangan Kemenkes.

"Ya tanya Pusat, yang bikin ketentuannya bukan kami Pemerintah Daerah, tapi Pemerintah Pusat," ujar politikus Demokrat itu.

Selain faktor tersebut, jenazah yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri turut memengaruhi jomplangnya data antara versi situs Dinkes dan versi Disperkim.

Pasalnya, RS melaporkan penambahan jenazah Covid-19 melalui aplikasi yang terintegrasi dengan Dinkes.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Naedi Acungkan Jempol dan Tersenyum Usai Faizal Terhasut Bunuh Sang Paman di Pamulang

Megapolitan
PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

PDI-P Bebaskan Sekda Supian Suri Pilih Bakal Calon Wakil Wali Kota di Pilkada 2024

Megapolitan
Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Dibacok Empat Kali oleh Keponakan yang Dendam, Penyebab Pria di Pamulang Tewas di Tempat

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Diduga akibat Penyempitan Jalan Imbas Proyek LRT

Megapolitan
Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Bunuh Pamannya, Faizal Emosi Dibangunkan Saat Baru Tidur untuk Layani Pembeli di Warung

Megapolitan
Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Hindari Kecurigaan, Faizal Sempat Simpan Golok untuk Bunuh Pamannya di Atas Tumpukan Tabung Gas

Megapolitan
Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Minta Dishub DKI Pilah-pilah Penertiban, Jukir Minimarket: Kalau Memaksa, Itu Salah

Megapolitan
Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Babak Baru Kasus Panca Pembunuh 4 Anak Kandung, Berkas Segera Dikirim ke PN Jaksel

Megapolitan
KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

KPU DKI Beri Waktu Tiga Hari ke Dharma Pongrekun untuk Unggah Bukti Dukungan Cagub Independen

Megapolitan
Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Mahasiswa Unjuk Rasa di Depan Istana Bogor, Minta Jokowi Berhentikan Pejabat yang Antikritik

Megapolitan
Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Banyak Motor Lewat Trotoar di Matraman, Warga: Sudah Jadi Pemandangan yang Umum Setiap Pagi

Megapolitan
Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Menolak Ditertibkan, Jukir Minimarket: Besok Tinggal Parkir Lagi, Bodo Amat...

Megapolitan
3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

3 Pemuda di Kalideres Sudah 5 Kali Lakukan Penipuan dan Pemerasan Lewat Aplikasi Kencan

Megapolitan
Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Kejari Jaksel: Rubicon Mario Dandy Dikorting Rp 100 Juta Agar Banyak Peminat

Megapolitan
Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras 'Limit Paylater' hingga Rp 10 Juta

Jebak Korban di Aplikasi Kencan, Tiga Pemuda di Kalideres Kuras "Limit Paylater" hingga Rp 10 Juta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com