Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran di Balai Kota Tangsel Tuntut agar Satpol PP yang Arogan terhadap Pedagang Ditindak

Kompas.com - 26/07/2021, 20:40 WIB
Tria Sutrisna,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

Sumber

TANGSEL, KOMPAS.com - Sejumlah demonstran menggelar unjuk rasa di Balai Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (26/7/2021). Mereka menuntut agar Satpol PP yang bertindak arogan terhadap pedagang saat melakukan penertiban pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 diberi sanksi.

Azzumar (24), mahasiswa Universitas Pamulang (Unpam) yang ikut dalam unjuk rasa itu  mengatakan, massa meminta Pemerintah Kota menindak tegas anggota Satpol PP yang bertindak arogan terhadap pedagang kaki lima (PKL).

Pekan lalu petugas Satpol PP memaki pedagang angkringan di kawasan Pamulang saat razia PPKM Darurat. Video tindakan arogansi petugas itu beredar luas di media sosial.

Baca juga: 30 Pedemo Ricuh di Balai Kota Tangsel Diamankan, Akan Dibawa Polisi ke TPU Jombang

"Penertiban paksa yang dilakukan anggota Satpol PP, harusnya bisa dengan cara yang memberikan contoh yang baik bukan seperti preman," ujar Azzumar di Polres Tangerang Selatan, seperti dilansir dari Warta Kota, Senin (26/7/2021).

Menurut dia, Pemerintah Kota Tangerang Selatan seharusnya bisa membina para petugas di lapangan untuk lebih aktif menyosialisasikan PPKM Level 4 kepada para pedagang kecil.

Sosialisasi kebijakan PPKM yang dilakukan selama ini dilakukan belum berjalan maksimal. Di sisi lain, petugas di lapangan tidak seluruhnya mengetahui aturan yang berlaku saat melakukan penindakan.

"Meminta kepada Pemerintah Kota Tangsel untuk menyosialisasi kepada masyarakat terkait kebijakannya, apakah pedagang kecil buka seperti biasa, kalau tidak apakah mereka dikasih bantuan sosial dan lain sebagainya," kata dia.

Aksi demonstrasi di depan gedung Balai Kota Tangerang Selatan itu berakhir ricuh. Massa demonstran dan petugas gabungan TNI-Polri dan Satpol PP terlibat saling dorong.

Dalam video yang diterima Kompas.com, tampak demonstran berkumpul di pintu masuk kompleks gedung pemerintahan Kota Tangerang Selatan. Massa aksi membawa sejumlah spanduk dan bendera berlambang salah satu organisasi mahasiswa.

Melihat massa yang mulai berkumpul, petugas gabungan lalu mengimbau para pemuda itu tidak berkerumun dan membubarkan diri dari lokasi demonstrasi.

Tak lama kemudian, kericuhan terjadi karena massa aksi menolak membubarkan diri. Para demontran dan aparat yang berjaga tampak saling mendorong.

Terlihat pula sejumlah peserta ditangkap dan digiring petugas ke mobil tahanan yang terparkir di halaman Balai Kota Tangerang Selatan.

Kapolres Tangerang Selatan AKBP Iman Imanuddin membenarkan adanya aksi demonstrasi yang diikuti oleh puluhan pemuda pada Senin siang tersebut.

Para peserta aksi, kata Iman, memprotes (PPKM).

"(Aksi) terkait pemberlakuan PPKM Darurat di wilayah Tangsel," ujar Iman saat dikonfirmasi, Senin.

"Kami sudah tawarkan solusi dengan memfasilitasi untuk perwakilannya menyampaikan aspirasi dengan wali kota. Namun, mereka memaksakan kehendak melakukan aksi," imbuh dia.

Menurut Iman, petugas yang berada di lokasi sudah mengimbau massa untuk membubarkan diri guna mencegah terjadinya penularan Covid-19. Namun, para pedemo menolak membubarkan diri dan langsung diamankan petugas ke Polres Tangerang Selatan.

"Ada 30 orang yang (diamankan). Memaksa berkerumun, membuat aksi," kata Iman.

Artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Pendemo Tuntut Aksi Premanisme Satpol PP Kota Tangsel saat Penertiban pada PPKM Darurat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

[POPULER JABODETABEK] Cerita Eks Taruna STIP soal Lika-liku Perpeloncoan oleh Senior | Junior di STIP Disebut Wajib Panggil Senior dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com