Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, Disdik DKI: Berjalan Sesuai Prosedur

Kompas.com - 30/08/2021, 15:57 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Humas Dinas Pendidikan DKI Jakarta Taga Radja Gah mengatakan, hari pertama belajar tatap muka di Jakarta berjalan sesuai prosedur.

"Semuanya berjalan sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang sudah ditetapkan melalui assesmen 1 dan 2," kata Taga saat dihubungi melalui telepon, Senin (30/8/2021).

Dia memberikan contoh salah satu sekolah yang dilakukan inspeksi di SD Cakung Barat 15 Pagi. Hasil pemantauan, proses belajar berjalan sesuai dengan protokol kesehatan.

"Mulai dari anak-anak masuk sekolah, cuci tangan lalu datang ke kelas," ujar dia.

Baca juga: Cerita Para Siswa Senang Sekolah Tatap Muka: Bertemu Teman dan Guru, Lebih Mudah Belajar

Taga menyebut implementasi protokol kesehatan di kelas sudah sesuai dengan aturan yang diterbitkan oleh Disdik DKI Jakarta, yaitu kapasitas 50 persen dan jarak minimal 1,5 meter antar siswa.

"Kedua, guru juga memastikan anak-anak itu membawa makanan minuman sendiri, untuk apa? Untuk mereka kalau istirahat tidak jajan tapi makan yang dibawa saja," tutur Taga.

Taga juga sempat melakukan inspeksi ke tempat isolasi sementara yang harus disediakan oleh sekolah apabila ada siswa yang memiliki suhu badan tinggi.

Unit Kesehatan Sekolah (UKS), kata Taga, sangat memungkinkan untuk dijadikan tempat isolasi sementara dengan pemberian label ruang isolasi.

"Standar UKS, cuma mungkin belum dikasi label aja itu untuk informasi kalau itu ruang isolasi," ucap dia.

Dia berharap proses belajar tatap muka bisa terus berjalan dengan baik sehingga hasil evaluasi bisa memungkinkan pembukaan sekolah lainnya untuk ikut belajar tatap muka.

"Secara bertahap agar sekolah di DKI bisa melaksanakan PTM terbatas secara keseluruhan," ujar dia.

Baca juga: Hari Pertama Sekolah Tatap Muka, Orangtua Senang Tak Pusing Dampingi Belajar Daring

Sebagai informasi, Pemprov DKI Jakarta mulai menggelar pembelajaran tatap muka terbatas di 610 sekolah yang telah melalui asesmen.

Pembelajaran tatap muka terbatas ini merupakan kali ketiga digelar selama pandemi Covid-19 merebak di Jakarta.

Belajar tatap muka terbatas dilakukan pertama kali pada April 2021 dan berlangsung selama tiga pekan.

Belajar tatap muka terbatas kedua pada awal Juni 2021. Namun, baru berjalan sepekan, belajar tatap muka harus dihentikan karena lonjakan kasus Covid-19 di Jakarta yang tidak terkendali.

Setelah kasus Covid-19 melandai dan DKI Jakarta berada dalam pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3, sekolah tatap muka terbatas kembali digelar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com