Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jelang PTM Terbatas, 2.000 Guru SD di Kota Tangerang Belum Divaksinasi Covid-19

Kompas.com - 31/08/2021, 21:01 WIB
Muhammad Naufal,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Tangerang mencatat, ada sekitar 2.000 guru SD negeri di wilayah itu yang belum menerima vaksin Covid-19 hingga Selasa (31/8/2021).

Kabid Pembinaan SD Dindik Kota Tangerang Helmiati mengungkapkan, sebanyak 2.000 guru SD negeri itu belum divaksinasi karena berbagai faktor.

"Jadi kan yang belum sebetulnya karena sebagian besar ditolak puskesmas karena tensi yang tinggi," paparnya melalui sambungan telepon, Selasa.

"Ada yang guru komorbid juga. Itu ada sekitar hampir 2.000 guru SD negeri," imbuh dia.

Baca juga: 298 SD Negeri di Kota Tangerang Diklaim Siap Gelar PTM Terbatas

Kata Helmiati, pihaknya saat ini tengah mendata jumlah guru dengan komorbid, guru yang terpaksa menunda vaksinasinya, maupun guru yang memang belum divaksinasi.

Dindik Kota Tangerang sedang mendorong guru yang belum divaksinasi untuk segera disuntik.

Adapun penyuntikan vaksin itu untuk mendukung pelaksanaan pembelajaran tatap muka (PTM) yang telah diizinkan untuk digelar di Kota Tangerang.

Saat PTM di SD terlaksana nantinya, ada dua skema pembelajaran yang akan diterapkan oleh para guru yang belum divaksinasi.

"Kalaupun nanti masuk (PTM), itu kan blended learning. Nah guru yang belum divaksinasi kemungkinan ngajar anak-anak, yang masih belajar via daring, dari sekolah atau dari rumah, tapi itu belum deal," papar Helmiati.

Baca juga: Pelajar yang Ditangkap karena Hendak Tawuran di Kota Tangerang Baru Pulang Sekolah Tatap Muka

Khusus untuk guru yang belum divaksinasi dan mengajar di sekolah, maka mereka bakal ditempatkan di kelas atau ruang lain yang memang tidak terisi.

Adapun hingga Selasa ini, ada sekitar 7.000 guru SD negeri yang telah menerima vaksin Covid-19.

Helmiati sebelumnya berujar bahwa pihaknya belum menentukan tanggal pelaksanaan PTM jenjang SD di Kota Tangerang.

Pihaknya lebih memilih untuk berhati-hati dalam menggelar PTM jenjang SD. Pasalnya, menurut Helmiati, siswa SD memiliki pemahaman yang rendah berkait protokol kesehatan.

"Jadi, kami betul hati-hati membuka PTM ini, terutama siswa SD belum ada yang divaksin," tuturnya.

Baca juga: RSUD Kabupaten Tangerang Gelar Vaksinasi Covid-19, Begini Cara Daftarnya

Meskipun demikian, pihaknya terus menyosialisasikan perihal skema PTM kepada orangtua murid serta murid itu sendiri.

Sejumlah peraturan penunjang PTM yang akan diterapkan adalah para siswa SD Negeri wajib membawa bekal dan alat tulis masing-masing.

Selama di kelas, antarsiswa tidak diizinkan untuk meminta bekal atau meminjam alat tulis.

Helmiati juga menyebut ada 298 SD negeri di wilayahnya telah siap menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Rute Transjakarta 10A Rusun Marunda-Tanjung Priok

Megapolitan
Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Cikuray, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com