Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas SDA DKI Prediksi Muara Baru Tenggelam 4,6 Meter pada 2050

Kompas.com - 02/09/2021, 15:56 WIB
Singgih Wiryono,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Yusmada Faizal mengatakan, kawasan Muara Baru, Jakarta Utara, akan tenggelam sedalam 4,6 meter jika pemerintah hanya diam saja dan tidak melakukan kebijakan pencegahan banjir rob.

Saat ini, kata Yusmada, Muara Baru sudah berada 1 meter di bawah permukaan air laut dan terus mengalami penurunan muka tanah.

"Soal kedalaman, ini di Muara Baru tahun 2020 itu sudah minus 1 (meter) di bawah permukaan air laut. Kalau kita tidak melakukan sesuatu bisa jadi Muara Baru 2050 berada minus 4,6 di bawah permukaan air laut. Inilah ancaman itu kalau kita tidak melakukan sesuatu," ujar Yusmada dalam acara webinar, Kamis (2/9/2021).

Baca juga: Jakarta Terancam Tenggelam, Anies: Joe Biden Sedang Taubat Paradigmatik

Tidak hanya Muara Baru, tujuh wilayah lainnya di pesisir utara Jakarta juga terancam tenggelam di tahun 2020 karena berada di bawah permukaan air.

Kamal Muara diprediksi di bawah 3 meter di bawah permukaan air laut, Tanjungan 2,10 meter, Pluit 4,35 meter, Gunung Sahari 2,90 meter, Ancol 1,70 meter, Marunda 1,30 meter dan Cilincing 1 meter.

Yusmada mengatakan pengendalian banjir rob di pesisir utara akan dimulai dari penataan tanah timbul yang ada di sepanjang pesisir.

"Terus penataan kawasan mangrove pantai publik dan pembangunan deselerasi air sebagai subtitusi penyedotan air tanah," ujar dia.

Baca juga: The New York Times: 10 Tahun Lagi Jakarta Tenggelam Jika...

Dinas SDA juga berupaya mengendalikan kawasan pesisir dengan pembangunan tanggul pantai untuk mitigasi kenaikan muka air laut.

Yusmada juga menyebut sistem polder menjadi pilihan untuk membuang air yang tergenang di permukaan yang ada di bawah permukaan air laut.

"Dan (upaya) non struktural sistem peringatan dini, kita berharap benar-benar penurunan tanah ini bisa terkontrol dengan cepat dengan akurat sehingga bisa membuat kebijakan-kebijakan yang lebih akurat," kata dia.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan, titik penurunan muka tanah di Ibu Kota berkurang dari 20 titik lebih menjadi 5 titik saja.

Anies mengatakan, berkurangnya titik penurunan tanah Jakarta disebabkan berkurangnya aktivitas penyedotan air tanah untuk konsumsi air bersih.

Baca juga: Anies Klaim Penurunan Muka Tanah Berkurang dari 20 Titik Jadi 5 Titik

Dia menyebut, air bersih di Jakarta kini lebih mengutamakan pada sumber air baku dan jaringan perpipaan yang dibangun.

"Itu (berkurangnya titik penurnan tanah) menunjukan apa, bahwa kegiatan pengambilan air tanah berkurang. Karena apa? Karena sudah ada pasokan air dari tempat lain (selain air tanah), salah satunya dari program PAM," ujar dia.

Anies juga menyebut Pemprov DKI Jakarta terus mengupayakan agar penyediaan air bersih di Jakarta bisa menjangkau semua kalangan.

Di Kepulauan Seribu, kata Anies, Pemprov DKI Jakarta membangun Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), alat yang berfungsi untuk mengolah air laut menjadi air tawar agar kebutuhan air bersih di tempat itu bisa lebih terjangkau.

Sedangkan untuk kawasan padat penduduk, PAM Jaya membuat program kios air dengan harga Rp 3.550 per meter kubik.

"Subsidi adalah komitmen pemerintah, jalurnya untuk di kepulauan pakai SWRO, untuk kawasan padat penduduk pakai kios air," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com