Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1.013 Peserta Ikut Sayembara Desain Tugu Pamulang agar Tak Mirip Toren Air

Kompas.com - 06/09/2021, 17:24 WIB
Tria Sutrisna,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Sebanyak 1.013 peserta mengikuti sayembara desain baru untuk revitalisasi Tugu Pamulang di Jalan Siliwangi, Tangerang Selatan.

Plt. Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Arlan Marzan menjelaskan, pihaknya sudah membuka pendaftaran peserta dan pengumpulan karya sejak Agustus 2021.

Hingga Minggu (5/9/2021) kemarin, setidaknya sudah ada 1.013 peserta yang mendaftarkan diri dalam sayembara desain terbuka tugu tersebut.

"Sayembara Tugu Pamulang itu kami sudah ada 1.013 peserta sekarang. Sudah daftar sampai kemarin 1.013," ujar Arlan saat dihubungi, Senin (6/9/2021).

Baca juga: Tugu Pamulang Akan Dibongkar, Pemkot Tangsel: Bangun Lagi yang Lebih Artistik

Menurut Arlan, pengumpulan karya masih akan berjalan hingga Rabu (15/9/2021), dan akan dilakukan proses penjurian selama satu pekan selanjutnya.

Arlan menambahkan, Gubernur Banten Wahidin Halim sudah menyiapkan hadiah uang senilai Rp 20 juta bagi pemenang sayembara desain Tugu Pamulang.

"Pengumpulan hasil karya sampai tanggal 15 Septermber 2021, habis itu ada tahapan penjurian selama tujuh hari. Setelah itu baru diumumkan pemenangnya," kata Arlan.

Adapun sayembara ini digelar dalam rangka memperbaiki desain tugu yang sempat viral di media sosial karena bentuknya dinilai lebih menyerupai toren air ketimbang tugu.

“Sayembara Desain Tugu Pamulang adalah sebuah kompetisi merancang ulang desain Tugu Pamulang yang akan menjadi ikon dan kultur budaya Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten dengan memanfaatkan konstruksi yang ada saat ini,” tulis Wahidin di akun Instagram-nya, Rabu (11/8/2021).

Baca juga: Sayembara Desain Tugu Pamulang Dibuka, Dulu Sempat Viral karena Mirip Toren Air

Dalam sayembara tersebut, Pemerintah Provinsi Banten menghadirkan sejumlah dewan juri, yakni arsitek dari Ikatan Arsitek Indonesia, Agung Nugraha, dan budayawan sekaligus seniman, dan Mufti Ali.

Ramai diperbincangkan

Tugu Pamulang menjadi perbincangan pada April lalu. Dalam sejumlah unggahan di media sosial, banyak warga yang menilai bangunan tersebut tidak seperti tugu.

Beberapa di antaranya bahkan mengira Tugu Pamulang adalah menara penampungan air karena bentuknya tidak seperti tugu di kota-kota lain.

Tugu tersebut hanya berupa tiang-tiang melingkar. Di bagian atasnya dipasang kubah berukuran sedang warna putih.

Tak ada ornamen atau hiasan apa pun pada tugu yang disebut-sebut sebagai ciri khas kawasan Pamulang itu.

Sementara pada rancangan awal yang beredar, tampak Tugu Pamulang akan berbentuk heksagon dengan kubah kecil atasnya. Terdapat ornamen yang menghiasi tiang-tiang tugu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com