Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Minta Kemendikbud Hati-Hati Gunakan Istilah Klaster Covid-19 akibat PTM

Kompas.com - 24/09/2021, 13:50 WIB
Singgih Wiryono,
Nursita Sari

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan DKI Jakarta Dwi Oktavia meminta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) lebih berhati-hati merilis data klaster Covid-19 di sekolah yang menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

"Kita perlu hati-hati dalam memakai istilah klaster," kata Dwi dalam keterangan tertulis, Jumat (24/9/2021)

Dwi menyampaikan, kasus Covid-19 dalam data hasil survei Kemendikbud terjadi sebelum pembelajaran tatap muka berlangsung.

Dengan demikian, data klaster Covid-19 yang dirilis Kemendikbud tidak sesuai dengan fakta yang ditemukan di lapangan.

Baca juga: Disdik DKI: Survei Kemendikbud Terkait Klaster Belajar Tatap Muka Keliru

Dwi menjelaskan, definisi klaster sekolah adalah ditemukan minimal dua kasus dan terbukti secara epidemiologi penularannya terjadi di sekolah di waktu yang berdekatan.

"Mayoritas kasus yang ada saat ini adalah kasus yang berdiri sendiri (hanya satu kasus), bukan menjadi klaster," kata dia.

Data yang diberikan Disdik DKI Jakarta per 22 September 2021, ditemukan kasus Covid-19 di enam sekolah yang menggelar PTM.

Dari enam sekolah, hanya ada satu yang disebut klaster PTM, yaitu di SDN 03 Klender.

Baca juga: Pemprov DKI Sanggah Temuan Kemendikbud soal 25 Klaster Covid-19 di Sekolah, Ini Fakta Versi DKI

Data klaster pembelajaran tatap muka yang dirilis Kemendikbud juga dibantah oleh Kepala Dinas Pendidikan DKI Jakarta Nahdiana.

Nahdiana mengatakan, dari 25 klaster sekolah yang disebut Kemendikbud, hanya ada dua sekolah yang sedang menggelar PTM, yaitu SMP Cindera Mata Indah dan SMKS Yadika 2 Jakarta.

Namun, kasus yang diinput sekolah terjadi sebelum belajar tatap muka terbatas digelar.

"Sejak dimulai PTM terbatas tahap 1, tidak terdapat kasus Covid-19 di sekolah tersebut, baik dari peserta didik maupun pendidik dan tenaga kependidikan," kata Nahdiana.

Baca juga: Disdik DKI: 6 Sekolah yang Gelar PTM Ditutup karena Ada Temuan Kasus Covid-19

Sebelumnya, Kemendikbud merilis data survei 25 klaster Covid-19 ditemukan di Jakarta yang berasal dari PTM.

Dalam data yang diunggah di situs web sekolah.data.kemdikbud.go.id tertulis data survei per 22 September 2021 terdapat 25 klaster dari 897 responden sekolah yang mengisi survei.

Dari 25 klaster tersebut, Jakarta Barat menjadi wilayah dengan klaster PTM tertinggi dengan 8 klaster. Sedangkan Jakarta Timur 6 klaster, Jakarta Utara 5 Klaster, Jakarta Selatan 5 klaster dan 1 klaster di Jakarta Pusat.

Total pendidik dan tenaga kependidikan (PTK) yang tercatat positif Covid-19 mencapai 227 kasus, sedangkan siswa atau peserta didik yang terpapar Covid-19 dan berstatus positif terhitung 241 kasus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com