Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Kembali Ambil Sampel Air di Teluk Jakarta Pasca Ditemukannya Kandungan Paracetamol

Kompas.com - 03/10/2021, 13:34 WIB
Djati Waluyo,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi DKI Jakarta kembali melakukan pengambilan sampel air di Teluk Jakarta untuk melihat kondisi pencemaran air di kawasan tersebut.

Sampel diambil di kawasan Ancol dan Muara Angke menyusul laporan sebuah riset yang menemukan adanya kandungan Paracetamol berkonsentrasi cukup tinggi di Teluk Jakarta.

Juri Bicara Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan, pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui apakah pencemaran masih berlangsung dan mengidentifasi sumber pencemaran.

"Kami berkomitmen untuk mendalami dan menelusuri sumber pencemarnya dan mengambil langkah untuk menghentikan pencemaran tersebut," ujar Yogi dalam keterangan tertulis, Minggu (3/10/2021).

Baca juga: Dirut Transjakarta Sardjono Jhony Tjitrokusumo Meninggal Dunia Minggu Pagi

Ia juga menyebutkan bahwa Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta rutin melakukan pemantauan kualitas air laut secara, minimal per enam bulan sekali.

Tindakan tersebut dilakukan menggunakan 38 parameter yang baku mutunya diatur dalam PP 22/2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.

Meski begitu, ia mengungkapkan parameter terkait kontaminan jenis Paracetamol ini tidak diatur secara spesifik di sana.

Penyebab adanya kandungan paracetamol di Teluk Jakarta

Para peneliti LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) mengatakan bahwa secara teori kandungan paracetamol yang ada di perairan Teluk Jakarta dapat berasal dari tiga sumber.

Kandungan tersebut dapat bersumber dari konsumsi masyarakat yang berlebihan, rumah sakit, da  juga industri farmasi.

Baca juga: Jenazah Dirut Transjakarta Sardjono Jhony Akan Dimakamkan di TPU Pondok Rangon

Tingginya angka penduduk di Jakarta dan bebasnya peredaran obat yang dijual tanpa resep dokter dapat berpotensi menjadi sumber kontaminan di diperairan.

Sementara itu, rumah sakit dan industri farmasi dapat berpotensi sebagai sumber pencemaran apabila sistem pengelolaan air limbahnya tidak berfungsi optimal.

Dengan begitu, sisa pemakaian obat atau limbah pembuatan obat masuk ke sistem perairan, mengalir ke sungai dan akhirnya menuju laut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Expander 'Nyemplung' ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Expander "Nyemplung" ke Selokan di Kelapa Gading, Pengemudinya Salah Injak Gas

Megapolitan
Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Buntut Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Seorang Pria Ditangkap Polisi

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Cegah Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke, Kini Petugas Patroli Setiap Malam

Megapolitan
Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Satu Rumah Warga di Bondongan Bogor Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017, Bukti Tradisi Kekerasan Sulit Dihilangkan

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 6 Mei 2024 dan Besok: Pagi Cerah Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com