Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pancoran Mas Jadi Wilayah Paling Banyak Klaster Covid-19 akibat PTM di Depok

Kompas.com - 18/11/2021, 15:23 WIB
Tria Sutrisna,
Nursita Sari

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Pemerintah Kota Depok menyebut Kecamatan Pancoran Mas sebagai wilayah paling banyak kasus penularan Covid-19 akibat pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.

Jubir Satgas Penanganan Covid-19 Depok Dadang Wihana mengatakan, hal itu diketahui setelah puskesmas melacak kasus Covid-19 secara berkala di sekolah.

"Puskesmas melakukan tracing dan testing terhadap yang kontak erat di sekolah-sekolah. Yang terjadi, penularan saat ini paling banyak di Pancoran Mas. Ada SD, SMP, dan MTs," ujar Dadang, Kamis (18/11/2021).

Baca juga: Kasus Covid-19 Melonjak, Pemkot Depok Setop Sementara Sekolah Tatap Muka PAUD, TK, dan SD

Untuk itu, kata Dadang, pihaknya memutuskan menghentikan sementara PTM terbatas semua jenjang pendidikan di kecamatan tersebut.

Sementara untuk kecamatan lain, lanjut Dadang, penghentian PTM terbatas diberlakukan untuk tingkat pendidikan TK, PAUD, dan SD.

"Untuk di wilayah Pancoran Mas seluruh satuan pendidikan PTM terbatas dihentikan selama 10 hari," kata Dadang.

"Jadi untuk SMP dan SMA di luar kecamatan Pancoran Mas masih diperkenankan melaksanakan PTMT," sambungnya.

Baca juga: Pemkot Depok Tetap Izinkan SMP dan SMA di Luar Pancoran Mas Gelar PTM Terbatas

Dadang sebelumnya menjelaskan, pemberhentian PTM terbatas dilakukan karena melihat tren kasus Covid-19 di Depok yang cenderung mengalami kenaikan.

"Kemarin terdapat penambahan kasus Covid-19 baru di Depok, 105 kasus. Penambahan ini merupakan yang tertinggi, biasanya di bawah 20, di bawah 10," kata Dadang.

Setelah dilakukan evaluasi, kata Dadang, salah satu faktor peningkatan kasus Covid-19 adalah penularan virus corona pada saat PTM terbatas.

"Setelah ditelusuri, kami lakukan cek data bahwa jumlah ini mayoritas berasal dari PTM terbatas. Ini kami sebut sebagai klaster PTM, karena banyak penularan antarsiswa di sekolah setelah SOP kami jalankan," ungkap Dadang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com