Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Guru SMPN 2 Depok Senang PTM Terbatas

Kompas.com - 30/11/2021, 22:12 WIB
Wahyu Adityo Prodjo,
Sandro Gatra

Tim Redaksi

DEPOK, KOMPAS.com - Kekhawatiran masih menyelimuti sejumlah guru di SMPN 2 Depok saat menjalani Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas.

Namun, kepuasan mengajar murid secara langsung mengalahkan kekhawatiran para guru.

Begitulah pengalaman dua guru SMPN 2 Depok, yakni Manondang Santa Lucia (41) dan Cucu Latifa Hidayati (51) saat memulai PTM Terbatas.

SMP Negeri 2 Depok sempat menjadi sorotan lantaran memiliki kasus Covid-19. Berawal satu orang terinfeksi Covid-19, lalu bertambah hingga total sembilan kasus.

Baca juga: Wakil Wali Kota Depok Mempertanyakan Data Pelecehan Seksual Anak, Ini Penjelasan Kejaksaan

Penghentian sementara PTM terbatas di Depok berlangsung pada 19-29 November.

Cucu, guru Bahasa Indonesia di SMPN 2 Depok tak memungkiri ada perasaan khawatir menjalani PTM Terbatas.

Namun, ia percaya dan berserah diri kepada Allah SWT.

“Tentu kita berdoa dan berusaha. Usahanya apa? Dengan perketat jalankan protokol kesehatan, jaga imun, imbau orangtua dan siswa apabila keadaan tak sehat dan bergejala agar PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh),” ujar Cucu saat ditemui di SMPN 2 Depok, Selasa (30/11/2021).

Cucu sadar tak bisa lepas dari kewajibannya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Saat pemerintah mewajibkan guru melakukan PTM Terbatas, tentu Cucu harus menjalani.

“Kalau saya pribadi sebetulnya untuk saat ini lebih senang PTM Terbatas. Karena saya pribadi ketemu siswa itu bahagia ya,” tambah Cucu.

“Karena saya bisa transfer ilmu langsung dan mengoreksi langsung ketika siswa tak paham. Kalau belajar dari rumah kan terbatas hanya online. Kalau online ada yang berani, ada yang tak berani,” ujar Cucu.

Sementara itu, Manondang juga merasa khawatir mengajar di tengah adanya peningkatan kasus Covid-19, khususnya klaster PTM Terbatas.

Baca juga: PTM Terbatas di SMPN 2 Depok Kembali Digelar, Ini Protokol Kesehatannya

Manondang merasa sempat dalam kondisi dilematis saat melihat ada murid dan guru SMPN 2 Depok yang terpapar Covid-19.

“Kalau ngomongin kaya gini, kita aja merinding sebenarnya. Makanya kita sampai mau tahu data, ingin tahu aja data anak yang terpapar, artinya minimal mengantisipasi supaya kita bisa jaga jarak atau gimana untuk mengatasinya,” kata Manondang.

“Cuma kalau memang tidak dibiasakan nantinya akan tetap seperti ini pembelajarannya, kasihan anak-anaknya. Antara khawatir, berserah dan dilaksanakan aja dengan protokol kesehatan,” tambah Manondang.

Manondang merasa ada kepuasan saat mengajar langsung muridnya di sekolah. Ia pribadi lebih menyukai PTM Terbatas.

“Karena beda sekali. Kemarin kita tatap muka itu anak yang enggak pernah ketemu diajak ngobrol aja seperti patung karena enggak pernah ketemu guru, ketemunya laptop. Setelah dua minggu berjalan PTM Terbatas itu anak sudah mulai aktif,” lanjut Manondang.

Manondang tak memungkiri anak-anak bisa mendapatkan ilmu pengetahuan dari internet, guru les, dan buku. Namun, sosialisasi dari guru ke murid bisa hilang.

“Daya tangkap anak kan beda-beda juga. Ada yang tatap muka baru bisa nyambung. Orangtua juga banyak yang mengeluh seperti itu. Sebelum ada Corona pas SD anak aktif, bagus, tapi pas masuk SMP kena corona anak itu seperti pendiam sekali sampai nilai turun. Ya itu mungkin cocoknya harus tatap muka,” kata Manondang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com