Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serikat Pekerja Transjakarta Buka Suara soal Klaim Kerja 8 Jam Sehari: Hari Ini Masuk Siang, Besoknya Piket Pagi

Kompas.com - 09/12/2021, 11:22 WIB
Vitorio Mantalean,
Jessi Carina

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Transjakarta (SPTJ) beranggapan bahwa sistem kerja 8 jam sehari bagi para pengemudi bus kerap kali hanya di atas kertas.

Sistem kerja ini belakangan jadi pertanyaan menyusul maraknya kecelakaan bus Transjakarta.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) selepas rapat persiapan audit PT Transjakarta pada Selasa (7/12/2021) menyoroti faktor manusia dan dugaan kelelahan pengemudi.

Ketua SPTJ, Jan Oratmangun, menyampaikan sejumlah faktor yang menyebabkan pengemudi bus transjakarta alami kelelahan.

Baca juga: Dirut PT Transjakarta: Tidak Ada Sopir Kerja Lebih dari 8 Jam Per Hari

Walau bekerja mengangkut penumpang 8 jam, namun mereka menghabiskan waktu lebih lama untuk hal lain.

"Kadang teman-teman pramudi itu sudah selesai menjalankan tugas di koridor tapi mereka harus mampir ke SPBU untuk melakukan pengisian bahan bakar juga," kata Jan kepada Kompas.com, Kamis (9/12/2021).

Menurutnya, kelelahan pengemudi hanyalah hilir dari masalah di hulu.

Dalam kasus ini, ia menganggap Transjakarta semestinya bisa menyediakan SPBU di depo.

"Sehingga pengemudi itu tidak mengantre lama-lama lagi, bercampur dengan kendaraan-kendaraan umum di SPBU. Itu salah satu faktor yang memicu kelelahan buat pengemudi. Kan mereka harus antre berjam-jam di situ, baru terus pulang ke depo" jelasnya memberi contoh.

Baca juga: Serikat Pekerja Transjakarta: Layanan Menurun karena Perusahaan Utamakan Profit daripada SDM

Ia kemudian memberi contoh lain yang menggambarkan minimnya pengawasan dari Transjakarta selaku regulator kepada operator-operator bus yang mempekerjakan para pengemudi.

"Masalah pembagian jadwal, jam kerja pengemudi yang misalkan hari ini masuk siang, besok itu langsung jumping masuk pagi," kata Jan.

Situasi tersebut membuat pengemudi bekerja dalam kondisi yang kurang prima. Selain itu dalam praktiknya, banyak juga pengemudi yang bekerja lebih dari 8 jam.

"Padahal belum tentu tempat tinggal mereka itu berdekatan sama depo tempat mereka bekerja. Jadi ini harus klir dari hulu sampai hilir. Saya harap, ke depannya, manajemen Transjakarta juga harus melihat faktor-faktor lain," ujar Jan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Fakta Kasus Pembunuhan Wanita Dalam Koper di Cikarang: Korban Disetubuhi lalu Dibunuh oleh Rekan Kerja

Megapolitan
Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Kronologi Jari Satpam Gereja di Pondok Aren Digigit Sampai Putus, Pelaku Diduga Mabuk

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Ditangkap di Rumah Istrinya

Megapolitan
DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

DJ East Blake Nekat Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih sebab Tak Terima Diputuskan

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Satpol PP dan Dinas Terkait Dinilai Lalai

Megapolitan
7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

7 Tahun Berdiri, Lokasi Binaan Pasar Minggu Kini Sepi Pedagang dan Pembeli

Megapolitan
Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Polisi Tangkap DJ East Blake yang Diduga Sebar Video dan Foto Mesum Mantan Kekasih

Megapolitan
Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Pihak Keluarga Bakal Temui Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Pembunuh Wanita Dalam Koper Setubuhi Korban Sebelum Membunuhnya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com