JAKARTA, KOMPAS.com - Serikat Pekerja Transportasi Jakarta (SPTJ) mengaku prihatin atas rentetan kecelakaan yang terjadi pada bus transjakarta.
Ketua SPTJ Jan Oratmangun menilai bahwa PT Transjakarta lebih berorientasi pada profit daripada pemberdayaan sumber daya manusia.
Sebagai bagian dari Transjakarta, Jan berharap perusahaan segera mengevaluasi sistem yang saat ini berjalan.
Baca juga: Korban Tewas Tertabrak Bus Transjakarta Baru 3 Hari Merantau di Ibu Kota
“Serikat pekerja menilai kualitas layanan menurun. Ini adalah dampak dari diberlakukannya berbagai kebijakan yang lebih mengutamakan profit-oriented dibandingkan pemberdayaan sumber daya manusianya,” kata Jan dalam keterangan tertulis saat dikonfirmasi Kompas.com, Selasa (7/12/2021).
"Dari kebijakan profit-oriented ini terjadi lah sub kebijakan efisiensi anggaran di tingkat lapangan. Kebijakan efisiensi ini menurut kami adalah kebijakan salah kaprah," lanjutnya.
Jan memberi contoh, efisiensi ini terlihat dari ketiadaan petugas di dalam bus, yang dulu berperan mengasistensi pengemudi demi keamanan dan kenyamanan penumpang.
Baca juga: Warga Tewas Tertabrak Transjakarta Menyebrang Lewat Jalur Tikus
Ia menilai, kebijakan-kebijakan salah kaprah sebagai hasil dari efisiensi ini membuat fungsi kontrol Transjakarta sebagai regulator tidak berjalan baik.
"Fungsi kontrol operasional yang tadinya dilakukan oleh petugas pengendalian di setiap koridor/rute dengan skema tiga orang petugas pengendali, saat ini dikerucutkan hingga hanya satu orang di setiap koridor," kata Jan.
"Sehingga pengawasan terhadap perilaku mengemudi Pramudi di koridor untuk menerapakan standar pelayanan minimum menjadi lemah," lanjutnya.
Dihubungi terpisah, Direktur Utama PT Transjakarta Yana Aditya belum bersedia memberi komentar soal hal ini.
Baca juga: Anggota DPRD Sentil Dirut Transjakarta: Tukang Ikan Bicara Transportasi
"Saya belum tahu, belum bisa memberi komentar," kata Yana ditemui Kompas.com selepas rapat dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Selasa sore.
Sebelumnya, Yana dalam rapat dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta, Senin lalu, menyebut ada 502 kecelakaan yang melibatkan bus Transjakarta dalam kurun Januari-Oktober 2021.
Dari data itu, terungkap bahwa mayoritas kecelakaan disebabkan oleh bus yang menabrak.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.