Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ukir Namanya dalam Muri, Guru Besar UI Haula Rosdiana Sebut Bukan untuk Gaya-gayaan

Kompas.com - 23/12/2021, 11:01 WIB
Irfan Maullana

Editor

DEPOK, KOMPAS.com - Guru Besar Bidang Ilmu Kebijakan Pajak pada Departemen Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia Haula Rosdiana mengukir namanya dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (Muri).

Haula tercatat sebagai guru besar Ilmu Kebijakan Pajak perempuan pertama, termuda, dan satu-satunya di Indonesia. Meski demikian, Haula menyatakan bahwa capaian ini bukanlah untuk bangga-banggaan, justru agar bisa memotivasi para perempuan Indonesia untuk bisa berpikir maju.

“Rekor Muri ini bagi saya bukanlah untuk gaya-gayaan, mudah mudahan bisa menginspirasi dan menggugah semangat untuk melahirkan perempuan-perempuan hebat di bidang perpajakan,” ujar Sekretaris Umum Indonesian Fiscal and Tax Administration Association (IFTAA), mengutip Tribunnews.com, Kamis (23/12/2021).

Baca juga: Guru Besar UI Temukan Ketidaktelitian dalam Penyusunan Statuta UI, Ini Penjelasannya

Hal yang telah dicapai oleh Haula Rosdiana selama sewindu menjadi guru besar mendapat tanggapan dan pujian dari berbagai tokoh penting di negeri ini.

Di antaranya Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Jenderal Dudung Abdurachman, Menteri Ketenagakerjaan RI Ida Fauziah, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI Bintang Puspayoga, Jaya Suprana, Anwar Fuadi, artis Maia Estianty, dan teman-teman sejawat baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus.

Iriana Joko Widodo dalam video testimoninya mengatakan, "Sewindu Pengabdian Prof Haula Rosdiana menjadi guru besar perempuan pertama di bidang Ilmu Kebijakan Pajak tentu bukanlah hal yang mudah, merupakan kebanggaan bagi negeri ini memiliki seorang profesor seperti Haula Rosdiana, seorang pengajar, pendidik yang menjadi panutan bagi generasi muda."

Baca juga: Profil Rofikoh Rokhim, Guru Besar UI yang Jadi Wakil Komisaris Utama BRI

"Selamat kepada Haula Rosdiana, Selamat Hari Ibu, teruslah menginspirasi dan menguatkan peran perempuan dalam mencerdaskan kehidupan bangsa," papar Iriana Joko Widodo.

Selain ahli di bidang Ilmu Kebijakan pajak, perempuan yang lahir di Bogor tanggal 5 Januari 1971 ini juga memiliki kebisaan lain, yaitu gemar menulis puisi.

Salah satu puisi karyanya yang berjudul "Pasrah" sudah diadaptasi menjadi sebuah lagu yang ia nyanyikan sendiri dan dirilis dalam waktu yang bersamaan.

Menurut dia, lagu "Pasrah" yang dinyanyikannya mengandung lirik refleksi yang terjadi pada dirinya, kemudian dituangkan dalam bentuk puisi dan dijadikan lagu.

Baca juga: Guru Besar UI: PP Statuta UI Terbit Tanpa Libatkan Empat Organ

"Lagu ini berangkat dari sebuah puisi, jadi isinya tentang refleksi kehidupan nyata yang saya alami, kemudian kita aransemen dan jadikan lagu, jadi musikalisasi puisi gitulah kira-kira, Kemudian aransemennya digarap oleh Mas Yosep, dan rekamannya di studionya Mas Bayu (Bayu Randu)," jelas perempuan yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Indonesian Fiscal and Tax Administration Association (IFTAA) itu.

Rekaman lagu dan musik bagi Haula Rosdiana adalah kali pertama. Ia mengaku ternyata tak mudah untuk menjadi seorang penyanyi. Bahkan, ketika take vocal dia mengaku kesusahan dan harus beberapa kali mengulang.

“Ternyata enggak gampang rekaman nyanyi itu, take vocal-nya saja mengulang-ulang berjam-jam, tetapi karena semangat saya untuk bisa menyanyikan musikalisasi puisi dari karya-karya saya, akhirnya lahir lagu single pertama saya yang berjudul 'Pasrah'," tutup Haula Rosdiana.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Haula Rosdiana: Pajak Adalah Darahnya Negara Makanya Sangat Menentukan Eksistensi Negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com