Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[BERITA FOTO] Sisi Lain JIS, Deretan Bedeng Berdinding Triplek di Balik Megahnya Stadion Bertaraf Internasional

Kompas.com - 18/01/2022, 10:25 WIB
Deti Mega Purnamasari,
Ivany Atina Arbi

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak jauh dari Pantai Ancol di sisi utara Ibu Kota Jakarta berdiri sebuah stadion megah di lahan seluas 22 hektare.

Fasilitas bernama Jakarta International Stadium (JIS) ini digadang-gadang menjadi satu dari 10 stadion terbesar di dunia.

Berdasarkan laporan Daily Mail pada 20 Februari 2021 lalu, nama JIS disejajarkan dengan kandang tim raksasa Spanyol Real Madrid, Santiago Bernabeu, dan Barcelona, Camp Nou.

Salah satu keistimewaan dari stadion berkapasitas 82.000 penonton ini adalah atap yang bisa dibuka tutup secara otomatis (retractable roof).

Baca juga: Polemik Kampung Susun Bayam, Dijanjikan untuk Warga tapi Malah Akan Ditempati Pekerja JIS

Pekerja menyelesaikan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Pembangunan stadion berkapasitas 82.000 penonton yang ditargetkan selesai pada akhir 2021 itu  berdasarkan data per 15 November 2021 telah mencapai 83,22 persen.ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA Pekerja menyelesaikan pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (16/11/2021). Pembangunan stadion berkapasitas 82.000 penonton yang ditargetkan selesai pada akhir 2021 itu berdasarkan data per 15 November 2021 telah mencapai 83,22 persen.

Proyek yang mulai dibangun pada 2019 dan diperkirakan selesai pada Februari 2022 ini menjadi kebanggan Gubernur Anies Baswedan.

Akhir pekan ini, pada Minggu (16/1/2022), Anies bahkan menyambangi JIS dengan memboyong grup band kenamaan Nidji untuk melakukan check sound di sana.

Namun, siapa sangka di balik kemegahan JIS ada realita kontras yang tak bisa diabaikan begitu saja.

Tak jauh dari stadion tersebut berdiri deretan rumah gubuk berdinding seng dan triplek. Bedeng-bedeng itu dibangun di bantaran rel kereta api.

Baca juga: Kampung Susun Bayam Dibangun Bukan untuk Warga Terdampak JIS, Ketua DPRD: Pembohongan Publik!

Deretan rumah bedeng yang berada di depan rel kereta api, tepat di depan bangunan JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara.KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Deretan rumah bedeng yang berada di depan rel kereta api, tepat di depan bangunan JIS, Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Anak-anak tampak hilir mudik bermain di lingkungan rumah mereka yang jauh dari kata layak dan aman. Selain berdiri di bantaran rel kereta, bangunan semi permanen tersebut berada di pinggir jalan Ancol-Tanjung Priok yang kerap dilalui kendaraan bermuatan besar.

Rumah-rumah tersebut sebagian ditinggali oleh warga yang sebelumnya bermukim di Kampung Bayam yang tergusur karena proyek JIS.

Warga mengaku sudah didata oleh kelurahan setempat, tetapi mereka tidak tahu pendataan tersebut untuk kepentingan apa.

Mereka sangat berharap bisa direlokasi ke tempat tinggal yang lebih layak.

Baca juga: Kontrasnya Gubuk Tripleks Warga Kampung Bayam di Balik Kemegahan Jakarta International Stadium

Salah satu bagian rumah bedeng yang berada di depan bangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS), tepat di antara rel kereta api dan jalan akses utama Ancol menuju Tanjung Priok.KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Salah satu bagian rumah bedeng yang berada di depan bangunan Jakarta Internasional Stadium (JIS), tepat di antara rel kereta api dan jalan akses utama Ancol menuju Tanjung Priok.

Bergulir wacana soal pembangunan Kampung Susun Bayam di sekitar JIS untuk menampung warga terdampak proyek stadion tersebut.

Namun, belakangan beredar pula kabar bahwa kampung susun itu nantinya akan ditempati oleh pekerja pendukung operasional JIS, seperti janitor hingga petugas keamanan.

Isu ini ditanggapi keras oleh Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi.

"Kalau ujung-ujungnya Kampung Susun Bayam untuk para pekerja pendukung JIS buat apa dilakukan CAP. Itu namanya menipu. Membohongi publik," kata Prasetio melalui keterangan tertulis, Senin (17/1/2022).

Baca juga: Jakpro Akan Mempekerjakan Warga Kampung Bayam di Jakarta International Stadium

Bagian rumah warga di bantaran rel dekat JIS yang hanya berdinding triplek.KOMPAS.com/Deti Mega Purnamasari Bagian rumah warga di bantaran rel dekat JIS yang hanya berdinding triplek.

CAP adalah community action plan (CAP) yang dilakukan sebelum pemerintah membangun sebuah fasilitas. Melalui CAP, pemerintah meminta masukan dari warga terkait proyek yang akan dibangun.

Politisi PDI-Perjuangan ini mendesak Gubernur Anies Baswedan untuk memberikan tempat tinggal yang layak bagi warga Kampung Bayam. Prasetio menilai warga tersebut tidak boleh dibiarkan hidup susah di pinggir rel kereta api.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Bakal Maju di Pilkada Depok, Imam Budi Hartono Klaim Punya Elektabilitas Besar

Megapolitan
Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Seorang Pria Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar

Megapolitan
74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

74 Kelurahan di Jakarta Masih Kekurangan Anggota PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Denda Rp 500.000 Untuk Pembuang Sampah di TPS Lokbin Pasar Minggu Belum Diterapkan

Megapolitan
Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan 'OTT'

Warga Boleh Buang Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu pada Pagi Hari, Petugas Bakal Lakukan "OTT"

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Ditahan Selama 7 Hari

Megapolitan
Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Dubes Palestina: Gaza Utara Hancur Total, Rafah Dikendalikan Israel

Megapolitan
Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Warga Luar Jadi Biang Kerok Menumpuknya Sampah di TPS Dekat Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Remaja yang Tusuk Seorang Ibu di Bogor Kini Berstatus Anak Berhadapan dengan Hukum

Megapolitan
Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Seorang Pria Ditemukan Meninggal Dunia di Dalam Bajaj, Diduga Sakit

Megapolitan
PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com