BEKASI, KOMPAS.com - Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan momen penting bagi warga Tionghoa.
Namun, perayaan Imlek secara besar-besaran harus ditiadakan karena pandemi Covid-19 yang melanda seluruh wilayah Indonesia, tak terkecuali Kota Bekasi.
Berbagai tradisi yang biasa dilakukan saat Imlek pun digelar dengan cara berbeda. Salah satunya tradisi bagi-bagi angpau.
Biasanya, angpau diberikan langsung menggunakan amplop berwarna merah.
Namun, karena tak ada acara kumpul keluarga, angpau kini dibagikan dengan transfer lewat bank atau dompet digital.
"Sekarang buat mengurangi kontak fisik, tradisi bagi angpau saat Imlek bisa dibagikan melalui Ovo, Gopay, atau kode QR bank yang dibagikan di grup chat keluarga," ucap warga keturunan Tionghoa bernama Lawrensia Devita (23) saat dihubungi Kompas.com, Senin (31/1/2022).
Baca juga: Tatkala Warga Menahan Kumpul Keluarga Besar Saat Imlek demi Saling Jaga dari Ancaman Omicron...
Warga keturunan Tionghoa lainnya, Elsa Tiara (24), merasa sedih ketika tidak bisa merayakan Imlek dengan keluarga yang lain.
Tahun ini, Elsa untuk kedua kalinya harus merayakan Imlek dengan keluarga secara virtual.
"Imlek itu identiknya dengan kumpul keluarga, meski saya seorang muslim, tapi keluarga saya masih banyak yang keturunan Tionghoa, jadi masih sedih ketika Imlek tapi tidak bisa bertemu dengan keluarga besar," ucap Elsa.
Baca juga: Kelenteng Hok Lay Kiong di Kota Bekasi, Saksi Bisu Perjuangan Buruh Melawan VOC
Serupa dengan Elsa, Reecha Khu (22) juga merasa sedih harus merayakan Imlek dengan terbatas.
Pada Tahun Baru Imlek 2573 Kongzili ini, Reecha berharap pandemi segera usai.
"Walaupun memang ada yang beda saat bertemu virtual, tapi pertemuan saat Imlek itu sesuatu yang istimewa ya. Jadi harus melampaui batas apa pun. Entah mau virtual atau bertemu dengan keluarga besar secara langsung, yang penting semoga pandemi Covid-19 bisa segera hilang," ujar Reecha.
Diketahui, banyak kelenteng yang membatasi jemaatnya untuk melakukan ibadah di rumah ibadah.
Salah satunya adalah Kelenteng Hok Lay Kiong di Kota Bekasi. Kelenteng ini masih membatasi jumlah umat yang akan beribadah saat perayaan Tahun Baru Imlek 2537 Kongzili.
Baca juga: Warga Diimbau Rayakan Imlek dengan Terapkan Prokes Ketat dan Jangan Hura-hura
Ketua Yayasan Kelenteng Hok Lay Kiong, Ronny Hermawan, mengatakan, pembatasan ini diterapkan untuk mencegah penyebaran Covid-19.
"Kelenteng membatasi, beribadah juga dibatasi. Kalau sudah satu jam, bergantian dengan yang lain, seperti tahun lalu, dibatasi," ujar Ronny, Senin.
Meski ibadah dibatasi, tetapi ritual perawatan dan pembersihan kelenteng jelang Imlek tetap dilakukan.
Ronny menuturkan, ritual pembersihan kelenteng dipercaya karena dewa dewi turun ke bumi untuk melihat segala perbuatan manusia saat Imlek.
"Bersih-bersih dilakukan. Lampion dipasang. Simbol dari lampion sendiri artinya, dalam perjalanan tahun yang akan disambut, semua umat manusia diberikan penerangan dalam hidupnya," ujarnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.