Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/02/2022, 07:01 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Kristian Erdianto

Tim Redaksi

Sumber Warta Kota

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Vihara Boen Hay Bio merupakan salah satu wihara tertua di Kota Tangerang Selatan. Lokasinya berada di Pasar Lama Serpong, Cilenggang.

Wihara ini sudah berdiri sejak tahun 1694. Artinya, usia kelenteng tersebut sekitar 300 tahun atau tiga abad.

"Sekarang umur atau usia (wihara) kurang lebih 300 tahun lebih. Wihara ini sudah berdiri sejak tahun 1694," ucap Ketua Boen Hay Bio Tatang Jong Fendy, dikutip dari pemberitaan Warta Kota, Sabtu (22/1/2022).

Baca juga: Vihara Bahtera Bhakti, Wihara Bersejarah yang Direkomendasikan Jadi Cagar Budaya

Sejarah berdirinya wihara

Tatang menceritakan sejarah berdirinya wihara yang dikisahkan secara turun-temurun.

Menurut dia, wihara didirikan oleh orang terkaya di daerah tersebut, tetapi dengan bangunan yang seadanya.

Kemudian, pada masa kolonial, warga etnis Tionghoa dari sejumlah daerah mengungsi ke Batavia karena terjadi kerusuhan.

Tak lama setelah pelarian itu, mereka berniat kembali ke daerah asalnya. Namun, sepanjang perjalanan kembali, mereka memperoleh informasi bahwa daerah asalnya masih keruh dengan suasana peperangan.

Oleh karenanya, mereka memilih untuk singgah sementara waktu di wihara tersebut.

"Mereka mau kembali ke daerah dan singgah dulu di vihara sini sampai menunggu situasi benar-benar aman, hingga kumpul-kumpul di Boen Hay Bio sini," ungkap Tatang.

Baca juga: Menengok Keanggunan Vihara Tanda Bhakti Jakarta, Simbol Kebangkitan Keturunan Tionghoa dari Masa Kelam

Seiring waktu, sejumlah warga yang berniat singgah sementara justru merasa aman dan nyaman tinggal di wihara.

Kemudian mereka lebih memilih untuk bermukim di wihara, sehingga tempat itu menjadi lokasi pengungsian bagi warga etnis Tionghoa.

"Sudah dalam keadaan aman justru banyak pengungsi yang memilih tinggal di sini. Akhirnya banyak umat juga yang berlari ke sini dan mengungsi," kata dia.

"Makin lama banyak orang, maka terus dibangun, dan berlanjut ke perkumpulan Boen Hay Bio," tutur dia.

Sejak saat itu, material demi material sesuai kepercayaan etnis Tionghoa mulai diletakkan di wihara. Lambat laun, wihara tersebut berdiri kokoh sebagai tempat ibadah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Rute Bus Tingkat Wisata Transjakarta BW2

Megapolitan
Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Cara ke Mall Kelapa Gading Naik Kereta dan Transjakarta

Megapolitan
Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Ayah di Jaktim Setubuhi Anak Kandung sejak 2019, Korban Masih di Bawah Umur

Megapolitan
Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Sempat Tersendat akibat Tumpahan Oli, Lalu Lintas Jalan Raya Bogor Kembali Lancar

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Ibu di Jaktim Rekam Putrinya Saat Disetubuhi Pacar, lalu Suruh Aborsi Ketika Hamil

Megapolitan
Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Komnas PA Bakal Beri Pendampingan Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Penanganan Kasus Pemerkosaan Remaja di Tangsel Lambat, Pelaku Dikhawatirkan Ulangi Perbuatan

Megapolitan
Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Pendaftaran PPDB Jakarta Dibuka 10 Juni, Ini Jumlah Daya Tampung Siswa Baru SD hingga SMA

Megapolitan
Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Kasus Perundungan Siswi SMP di Bogor, Polisi Upayakan Diversi

Megapolitan
Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Disdik DKI Akui Kuota Sekolah Negeri di Jakarta Masih Terbatas, Janji Bangun Sekolah Baru

Megapolitan
Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Polisi Gadungan yang Palak Warga di Jaktim dan Jaksel Positif Sabu

Megapolitan
Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Kondisi Siswa SMP di Jaksel yang Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah Sudah Bisa Berkomunikasi

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Polisi Gadungan di Jaktim Palak Pedagang dan Warga Selama 4 Tahun, Raup Rp 3 Juta per Bulan

Megapolitan
Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Pelajar dari Keluarga Tak Mampu Bisa Masuk Sekolah Swasta Gratis Lewat PPDB Bersama

Megapolitan
Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi 'Pilot Project' Kawasan Tanpa Kabel Udara

Dua Wilayah di Kota Bogor Jadi "Pilot Project" Kawasan Tanpa Kabel Udara

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com