Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wali Kota Tangsel Minta Disdik dan Dinkes Tak Gegabah Putuskan Gelar PTM atau PJJ

Kompas.com - 18/02/2022, 15:42 WIB
Annisa Ramadani Siregar,
Nursita Sari

Tim Redaksi

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie meminta Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan tidak gegabah dalam mengambil keputusan terkait pembelajaran siswa, apakah akan terus digelar daring atau kembali belajar di sekolah.

"Tidak boleh gegabah, karena saya sudah diberikan kewenangan Menteri Pendidikan melakukan diskresi. Ada diskresi, makanya saya mengambil sikap konservatif saja, hati-hati sajalah," ujar Benyamin kepada wartawan di Balai Kota Tangerang Selatan, Jumat (18/2/2022).

"Kalau memang ini sudah bisa lagi (tatap muka) monggo silakan," lanjutnya.

Baca juga: Wali Kota Tangsel Sebut Vaksinasi Covid-19 bagi Lansia Terkendala 2 Hal Ini

Benyamin mengatakan hal tersebut mengingat hari ini merupakan hari terakhir pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Dia sudah memerintahkan Dinas Pendidikan untuk melakukan rapat teknis terlebih dahulu dengan satgas Covid-19 sebelum mengambil keputusan.

"Untuk mencermati angka terakhir berapa. Ada dua angka, pertama penularan di masyarakat, yang kedua di sekolah," ungkap Benyamin.

Baca juga: UPDATE 17 Februari: Kasus Covid-19 di Tangsel Bertambah 1.786, Total Capai 63.081

Jika angka penularan Covid-19 di kedua lingkungan tersebut telah menurun, Benyamin mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas kembali dilakukan.

"Kalau misal angkanya kecil, silakan PTMT lagi, dengan catatan tidak langsung 100 persen. Mungkin 50 atau 70 persen, kita sesuaikan dengan kondisi Covid-19," jelasnya.

Selain itu, aturan pembelajaran siswa pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 juga harus diperhatikan, seperti protokol kesehatan (prokes) yang berlaku di lingkungan sekolah.

Baca juga: Pemkot Tangsel Beri Hadiah Minyak Goreng bagi Lansia yang Bersedia Divaksin

Benyamin menilai, penerapan prokes di sekolah masih belum sempurna. Pasalnya, kerumunan kerap terjadi saat orangtua mengantar dan menjemput siswa.

Hal tersebut berpotensi menyebabkan penyebaran Covid-19. Terlebih, dari kasus-kasus sebelumnya, kasus Covid-19 di lingkungan sekolah didominasi akibat klaster keluarga dan kerumunan.

"Dari data yang saya dapatkan, anak-anak yang terpapar Covid-19 ini semuanya klaster keluarga, dari klaster kerumunan. Makanya itu yang ingin kita urai," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

[POPULER JABODETABEK] Ibu Rekaman Anak Bersetubuh dengan Pacar | Jukir Liar di Jakarta Diberantas

Megapolitan
Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com