Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Tahu Tempe Naik, Pedagang Kecilkan Ukuran Gorengan yang Dijualnya

Kompas.com - 22/02/2022, 15:30 WIB
Joy Andre,
Nursita Sari

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Pedagang gorengan keliling di Bekasi, Gesang Prayogi (28), memutuskan untuk mengecilkan ukuran gorengan tahu tempe yang dijualnya.

Sebab, harga tahu dan tempe di pasar kini naik, imbas kenaikan harga kedelai.

Gesang mengatakan, tahu dan tempe merupakan gorengan paling banyak dicari pembeli.

Gesang tidak mungkin menaikkan harga gorengan yang dijualnya. Oleh karena itu, dia memilih menjual gorengan tahu dan tempe dengan ukuran lebih kecil.

"Saya mau naikin harga, takut enggak ada yang beli. Tapi kalau saya jual harga seperti biasa, sayanya bisa rugi," ucap Gesang, Selasa (22/2/2022).

Baca juga: Imbas Aksi Mogok Produksi Perajin, Tahu Tempe Langka di Pasar

Selain itu, Gesang menambahkan, saat ini dia kesulitan mencari tahu tempe di pasar. Ketika ada yang menjual tahu tempe, harganya lebih mahal.

Terpisah, seorang ibu rumah tangga bernama Herti (32) mengatakan, kelangkaan tahu tempe di pasaran membuatnya kesulitan memasak.

"Tahu tempe itu salah satu yang mudah diolah dan dimasak, jujur kesulitan saya masak untuk keluarga," ujar Herti.

Roslina (44), warga lainnya, berharap tahu dan tempe segera tersedia lagi di pasaran.

"Semoga bisa normal lagi, soalnya banyak berita kalau perajin tahu tempe mogok, jadi mungkin itu salah satunya," kata Roslina.

Baca juga: Saat Harga Pangan Naik, Mulai dari Tahu Tempe, Daging Sapi, hingga Cabai Rawit

Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin mengatakan, aksi mogok perajin tahu tempe merupakan respons terhadap mahalnya harga kedelai di pasaran saat ini.

Aksi mogok produksi dilakukan sejak Senin kemarin sampai besok.

Aip mengatakan, jika pemerintah tidak mengabulkan tuntutan stabilisasi harga kedelai, mau tidak mau maka harga jual tahu dan tempe terpaksa naik.

"Selanjutnya akan naikkan harga (tahu dan tempe)," ucapnya.

Baca juga: Harga Daging Sapi di Pasar Kramatjati Naik, Pedagang: Beli Bisa, Jualnya Enggak Bisa..

Ketua Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Kopti) Jakarta Pusat Khairun juga mengungkapkan, sejumlah perajin tahu tempe mengadakan aksi mogok produksi akibat harga kedelai naik sehingga perajin rugi.

"Untuk sementara mogok produksi dulu supaya pemerintah tanggap. Entah mau disubsidi entah diturunkan, kan pemerintah yang punya wewenang," ungkap Khairun.

Mogok produksi tahu tempe ini telah direncanakan oleh sejumlah perajin agar konsumen tahu tempe mengetahui bahwa kenaikan harga tahu tempe disebabkan naiknya harga kedelai.

"Konsumen atau pembeli tahu tempe supaya tahu kenapa tahu tempe naik. Yang tadinya kita jual Rp 5.000 ini jadi Rp 6.000, jadi pelanggan dapat maklum, kalau enggak mogok kan mereka tidak tahu, akhirnya tidak ada yang beli, kita yang rugi," jelas Khairun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli Gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Penjelasan Pemprov DKI Soal Anggaran Restorasi Rumah Dinas Gubernur DKI yang Capai Rp 22 Miliar

Megapolitan
Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Kebakaran Tempat Agen Gas dan Air di Depok, Satu Orang Meninggal Dunia

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com